Mohon tunggu...
Rizalfa Nafis Abhista
Rizalfa Nafis Abhista Mohon Tunggu... 24107030041. Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Semoga dapet A

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Run in Shirt, Simpel Ngena, Gaya Hidup Seimbang ala Gen Z

3 Juni 2025   12:24 Diperbarui: 4 Juni 2025   10:47 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lari | DragonImages via Kompas.com


Zaman sekarang, hidup sehat gak harus ribet. Gen Z membuktikan kalau gaya hidup aktif bisa tetap keren, simpel, dan pastinya relevant sama gaya sehari-hari.

Salah satu tren yang mulai banyak diadopsi sama anak-anak muda adalah "run in shirt" sebuah gaya hidup yang nggak cuma tentang olahraga lari, tapi juga soal hidup seimbang, self-love, dan tampil santai tapi tetap produktif.

Mungkin kamu pernah lihat orang lari pagi atau sore hari cuma pakai kaos biasa, bukan outfit lari yang full set dari kepala sampai sepatu. Tapi justru itu esensinya: lari gak perlu ribet, yang penting niat dan konsistennya. 

Nah, dari sinilah muncul istilah "run in shirt" filosofi sederhana yang lagi naik daun di kalangan Gen Z.

Apa Sih "Run in Shirt" Itu?

Secara harfiah, run in shirt ya artinya lari pakai kaos biasa. Tapi kalau ditarik lebih dalam, ini lebih ke filosofi hidup yang santai, anti-perfeksionis, dan fokus pada progress over perfection. Gak harus nunggu punya sepatu mahal atau baju olahraga keren dulu baru mulai lari. Cukup pakai kaos favorit, sepatu apa adanya, dan keluar rumah buat gerakin badan.

Buat Gen Z yang udah lelah sama standar kesempurnaan di media sosial, run in shirt jadi bentuk perlawanan kecil yang punya makna besar: hidup sehat itu soal niat, bukan tampilan.

instagram (@buai___an)
instagram (@buai___an)

Kenapa Run in Shirt Cocok Banget Buat Gen Z?

1. Anti-Ribet, Pro-Konsisten

Gen Z itu generasi multitasking. Banyak yang kuliah sambil kerja, bikin konten, freelance, bahkan bangun bisnis kecil-kecilan. Jadi, waktu mereka terbatas dan gak bisa disita cuma buat "persiapan olahraga". Run in shirt ngajarin bahwa kamu bisa tetap aktif walaupun tanpa persiapan yang ribet. Bangun pagi, sikat gigi, pakai kaos, langsung lari. Simpel!

2. Jalan Tengah Antara Mager dan Ambisius

Ada kalanya pengen olahraga, tapi mager banget kalau harus ganti outfit full sport gear. Nah, run in shirt hadir sebagai solusi tengah. Kamu gak perlu jadi pelari profesional, tapi juga gak harus stuck jadi kaum rebahan. Lari pakai kaos jadi simbol bahwa kamu tetap bergerak, sekecil apapun itu. Yang penting: bergerak dulu, upgrade belakangan.

3. Lebih Realistis dan Nggak Mengintimidasi

Banyak orang takut mulai olahraga karena ngerasa "belum siap". Belum punya alat, belum kurus, belum kuat, belum punya waktu. Tapi kalau kamu lihat tren run in shirt di TikTok atau Instagram Reels, justru isinya orang-orang biasa dengan badan yang beragam, gaya santai, dan semangat yang tulus. Ini bikin orang lain lebih relate dan termotivasi buat ikutan.

4. Bagian dari Self-Care Versi Gen Z

Self-care itu gak melulu skincare atau journaling. Bagi banyak Gen Z, lari sore pakai kaos sambil dengerin playlist galau di Spotify itu juga self-care. Run in shirt bukan cuma soal fisik, tapi juga soal mental clarity. Saat kaki bergerak, pikiran jadi lebih jernih, dan hidup terasa lebih seimbang. Apalagi kalau udah selesai lari, mandi air dingin, terus ngopi sambil nonton series. Perfect combo.

Gaya Hidup Seimbang Itu Gak Perlu Mahal

Tren ini juga jadi pengingat bahwa gaya hidup sehat itu gak harus mahal. Kamu gak perlu daftar gym jutaan rupiah atau beli perlengkapan olahraga yang mewah. Dengan kaos biasa dan niat yang kuat, kamu bisa mulai perjalanan hidup sehat kamu. Bahkan banyak Gen Z sekarang yang memadukan run in shirt dengan kegiatan lain kayak mindful walk, jogging sambil bawa anjing, atau sekadar menikmati matahari pagi.

Dan jangan salah, banyak juga brand lokal yang mulai ngeluarin kaos-kaos kasual multifungsi yang bisa dipakai lari, nongkrong, sampai tidur siang. Tanpa disadari, mereka ikut mendukung gaya hidup run in shirt ini.

Komunitas dan Media Sosial Jadi Penyemangat

Salah satu kekuatan Gen Z adalah komunitas digital. Banyak banget akun media sosial yang jadi tempat sharing progress olahraga harian pakai hashtag kayak #runinshirt, #lariapaadanya, atau #selfcarejog. Orang-orang posting waktu mereka lari, jumlah langkah, bahkan pemandangan yang mereka lihat. Ini bukan buat pamer, tapi buat motivasi diri sendiri dan orang lain.

Ngerasa lari sendirian itu sepi? Gak masalah. Coba cari komunitas lokal yang juga ngusung gaya "lari santai". Banyak banget komunitas lari sekarang yang lebih fokus ke kebersamaan dan healing dibanding kompetisi. Mereka bahkan bikin event lari bareng setiap minggu, terus makan bareng, ngobrol, tukeran cerita.

Playlist Lari Versi Gen Z, Biar Langkah Makin Semangat

Lari sore atau pagi hari makin asik kalau ditemenin musik yang tepat. Buat Gen Z yang gak bisa hidup tanpa earphone, playlist itu udah kayak nyawa kedua. Nah, biar momen "run in shirt" kamu makin berasa, ini dia rekomendasi playlist lari versi Gen Z yang bisa kamu cobain:

Start Strong (Biar Mood Langsung On Fire)

a. "As It Was" -- Harry Styles

b. "good 4 u" -- Olivia Rodrigo

c. "Made You Look" -- Meghan Trainor

d. "STAY" -- The Kid LAROI, Justin Bieber

Lagu-lagu ini pas banget buat pemanasan. Ritmenya nge-boost semangat tanpa bikin kaget jantung.

Mid-Run Motivation (Biar Gak Kendor di Tengah Jalan)

a. "Levitating" -- Dua Lipa

b. "Unstoppable" -- Sia

c. "Dance The Night" -- Dua Lipa (Barbie OST)

d. "On The Floor" -- Jennifer Lopez feat. Pitbull

Beat-nya stabil dan bikin kamu lupa udah lari sejauh apa. Cocok buat masuk ke zona nyaman lari.

Push to the Limit (Buat Sprint atau Tantangan Diri Sendiri)

a. "Can't Hold Us" -- Macklemore & Ryan Lewis

b. "Power" -- Kanye West

c. "Lose Yourself" -- Eminem

d. "Run The World (Girls)" -- Beyonc

Saat tenaga mulai turun, lagu-lagu ini bisa jadi penyelamat mental. Rasanya kayak punya soundtrack hidup sendiri!

Cool Down Chill (Sambil Jalan Pelan, Nikmatin Angin Sore)

a. "Golden Hour" -- JVKE

b. "Sunroof" -- Nicky Youre & dazy

c. "until i found you" -- Stephen Sanchez

d. "Home" -- Edward Sharpe & The Magnetic Zeros

Pas buat akhir sesi lari, sambil tarik napas, senyum-senyum sendiri, dan bersyukur: "yes, gue berhasil gerak hari ini."

Run in Shirt Bukan Sekadar Kaos

Run in shirt bukan cuma gaya olahraga, tapi juga simbol perubahan pola pikir Gen Z. Hidup seimbang itu gak perlu nunggu sempurna. Gak harus punya semua perlengkapan dulu baru mulai gerak. Gak perlu tampak keren dulu baru bisa dibilang sehat.

Gaya hidup ini ngajak kita buat lebih jujur sama diri sendiri, buat mulai dari apa yang kita punya sekarang. Lari sambil pakai kaos biasa, tapi niatnya luar biasa. Bukan cuma buat fisik, tapi juga buat mental, relasi, dan rasa percaya diri.

Jadi, kalau kamu masih nunggu "waktu yang tepat" buat mulai olahraga, mungkin jawabannya udah ada di lemari kamu: ambil kaos kesayangan, keluar rumah, dan mulai aja dulu. Karena kadang, yang kamu butuhin cuma satu hal niat. Sisanya akan nyusul.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun