Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Sekedar Status Sosial, Ada Jejak Peradaban dalam Shisha

24 Januari 2022   19:12 Diperbarui: 24 Januari 2022   19:21 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shisha, menyimpan jejak peradaban dunia dalam setiap hembusan asapnya. Foto : pixabay.com/id/photos/pipa-hookah/terimakasih0 

Jejak aktivitas menghirup asap dengan sengaja kedalam paru - paru sudah ada sejak jalam dulu kala. Suku Indian di Amerika Utara sudah sejak lama melakukan aktivitas ini untuk memuja dewa dan memanggil roh para leluhur. Selain itu, asap tembakau yang dihirup melalui pipa panjang ini juga untuk tujuan medis.


Di Benua Asia dan Afrika aktivitas menghirup asap tembakau ini juga sudah lazim dilakukan oleh masyarakat di India dan Persia. Aktivitas ini dikenal dengan shisha atau Hokah karena merujuk pada bahasa Persia atau shshe yang berarti kaca sebagai tempat merebus air.


Meski pada awal kemunculan shisha masih menjadi polemik, namun semua sepakat bahwa awal mulanya shisha berawal dari batok kelapa dan pipa kayu.


Seiring dengan perkembangan jaman, desain dan perakitan bagian shisha menjadi semakin modern bahkan menggunakan lapisan emas dan perak sehingga secara tidak langusung menunjukan status sosial seseorang.


Beberapa modifikasi juga dilakukan pada alat ini untuk mengakomodasi selera penggunanya, termasuk jumlah hose yang terpasang bisa disesuaikan dengan keinginan.

Menghisap Shisha dari Masa Ke Masa

Dari sejumlah literasi cara menghisap Shisha ini tidak mengalami berbedaan jauh. Hal ini merujuk pada keterangan pada masa Kerajaan Mughal India (1526--1857). kala itu seorang misionaris Katolik dari Roma baru mendarat di India dan memperkenalkan tembakau kepada kalangan bangsawan India dan masyarakat setempat.


Karena saking populer dan penggunaan yang masif, seorang tabib ternama Abu'l-Fath Gilani merasa khawatir dengan kondisi kesehatan para bangsawan. Lalu dia menciptakan cara untuk memurnikan asap dari tembakau.


Alat yang digunakan terdiri dari batok kelapa dan pipa panjang dari kayu yang dinamakan sebagai hookah dalam bahasa Devanagari atau huqqa dalam istilah bahasa Hindustan. Temuannya ini lalu direkomendasikan kepada Raja Akbar yang memimpin Kerajaan Mughal saat itu.


Kebiasaan ini lalu makin populis dikalangan para pejabat kerajaan sehingga lambat laun dengan alat yang terus dimodernisasi menjadi penunjuk kelas sosial di India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun