Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Akun dikelola oleh fanpage Denny Ja

Kumpulan Esai Denny Ja soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku film dan lagu.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengapa Olahraga Padel Cepat Sekali Naik Daun?

13 September 2025   08:26 Diperbarui: 13 September 2025   08:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dennyja.world

Apakah mulai weekend depan, lapangan harus buka dari pukul 5 subuh hingga 2 dini hari? Bahkan ada yang mengusulkan: "Khusus Sabtu-Minggu, kita buka 24 jam!"

Mereka menghitung ulang biaya dan pemasukan. Tanpa membeli tanah, modal pembangunan padel kembali hanya dalam sebelas bulan.

Angka itu membuat mata mereka berbinar. Bukan hanya bisnis yang hidup, tapi sebuah komunitas yang tumbuh, seperti bola padel yang selalu kembali memantul.

-000-

Padel lahir tahun 1969 di Acapulco, Meksiko, ditemukan Enrique Corcuera. Namun bukan di tanah kelahirannya ia berjaya, melainkan di Spanyol.

Dalam beberapa dekade saja, padel menjadi olahraga kedua paling populer di negeri itu, hanya kalah dari sepak bola. Kini, lebih dari 25.000 lapangan berdiri di Spanyol.

Federasi Padel Internasional (FIP) bahkan mencatat pertumbuhan double digit tiap tahun, menjadikannya salah satu olahraga dengan ekspansi tercepat di dunia.

Yang membuat padel berbeda adalah kesederhanaannya. Permainan selalu berpasangan---dua lawan dua---dengan lapangan lebih kecil dari tenis dan dikelilingi dinding kaca.

Dinding itu bukan sekadar pembatas, tapi bagian dari strategi permainan. Bola yang memantul bisa dimanfaatkan kembali. Seperti hidup, kekalahan kecil bisa dipantulkan menjadi kemenangan.

Justru karena sederhana, padel cepat memikat. Orang awam bisa memainkannya hanya setelah setengah jam belajar.

Tak perlu teknik serumit tenis, tak perlu stamina sebesar sepak bola. Namun justru dalam kesederhanaan itu lahir sebuah filosofi: padel bukan olahraga ego, tapi olahraga dialog.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun