Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Akun dikelola oleh fanpage Denny Ja

Kumpulan Esai Denny Ja soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku film dan lagu.

Selanjutnya

Tutup

Book

Pencarian Identitas, Dan Burung Gagak Ingin Menjadi Merak

26 Februari 2025   08:15 Diperbarui: 26 Februari 2025   08:15 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca puisi esai Mahwi Air Tawar soal burung gagak yang ingin menjadi burung merak, saya teringat cerpen terkenal dari F. Kafka: Metamorphosis.

Cerpen Metamorphosis karya Franz Kafka, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1915, menjadi fenomenal karena menggambarkan alienasi dan keterasingan manusia dalam masyarakat modern.

Pagi itu, Gregor Samsa terbangun dan menemukan dirinya bukan lagi manusia. Tubuhnya keras seperti tempurung, kakinya menggeliat tak terkendali, dan dunia yang dulu ia kenal kini menjauh.

Tetapi perubahan sejati bukanlah pada fisiknya, melainkan pada cara dunia memperlakukannya.

Kisah Gregor Samsa adalah cermin bagi setiap manusia yang, dalam perjalanan hidupnya, tiba-tiba merasa asing di dunia yang dulu akrab.

Seorang seniman yang kehilangan relevansi, seorang pekerja yang mendadak dianggap usang, seorang tua yang diabaikan oleh zaman yang terus melaju. Ini bisa menimpa siapa saja.

Metamorfosis sejati bukanlah perubahan bentuk, tetapi perubahan makna dalam relasi dengan sesama.

Kafka menyingkap ironi kehidupan dengan keheningan yang menyayat. Gregor, yang dulunya pilar keluarga, kini menjadi beban. Ia tak lagi diundang dalam kehangatan meja makan.

Ibunya menangis melihatnya, ayahnya mengusirnya, dan adiknya, yang dulu mengasihinya, perlahan kehilangan simpati. Begitulah dunia memperlakukan yang tak lagi berguna.

Mereka membuangnya dalam sudut sepi. Seolah-olah keberadaannya sendiri adalah aib.

Tetapi inilah kejutan tersembunyi. Gregor tidak mati karena ia menjadi serangga. Ia mati karena kehilangan cinta. Dunia tidak membunuhnya dengan pukulan, tetapi dengan penolakan yang sunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun