Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balada: Menemani Akal Mencari Tuhan #2

10 Januari 2021   23:12 Diperbarui: 27 Januari 2021   14:19 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Kus       : “Yap! Bolehlah kita sebut gaya gravitasi sebagai mekanisme berputarnya bumi pada porosnya. Tapi sejak kapan bumi mulai berotasi?”

Akal            : “Bagaimana dengan teori ledakan besar Mas?”

Mas Kus       : “Maksudnya sejak meledak itu, materi terlontar dan berputar?”

Mas Kus       : “Ledakkan itu apa pemicunya? Mengapa tiba-tiba meledak? Sebetulnya ledakkan itu akibat apa sebab?”

Akal            : “hmm, piye iki? Sederhananya gimana ini Mas Kus?”

Mas Kus       : “Gini Kal, Lihat sepeda motor, atau mobil. Jika roda sepeda motor itu seperti planet dan bintang, maka berputarnya roda pada porosnya itu seperti planet bumi berotasi.”


Mas Kus       : “Kemudian kita tahu bahwa perputaran roda itu disebabkan ledakan pembakaran yang terjadi di mesin dan piston bergerak.”

Mas Kus       : “Maka teori yang ada saat ini hanya mampu melihat sampai kepergerakan piston saja, atau awal mula piston bergerak, sampai pada bergeraknya roda-roda.”

Mas Kus       : “Teori itu belum sampai ke pemicu awal ledakan / pembakaran pertama pada mesin, yaitu dengan starter elektrik atau kick stater.”

Mas Kus       : “Belum juga sampai pada subyek / pelaku yang membuat starter elektrik atau kick stater bekerja.”

Mas Kus       : “Tidak pula teori itu menyentuh bahwa sang pelaku masih menjaga tuas gas agar roda tetap berputar.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun