Di era modern ini, , tidak jarang gaya hidup remaja atau anak muda mudah terpengaruhi oleh tren makanan atau minuman manis. Pola hidup modern yang akrab dengan minuman manis seperti boba, kopi susu gula aren, es teh, serta serta minuman kaleng manis membuat asupan gula harian anak muda jauh melebihi batas aman. Remaja cenderung menyukai rasa yang manis hingga tak menyadari hal ini dapat menimbulkan bahaya jika menjadi kebiasaan. Sayangnya, kesadaran mengenai bahaya gula masih rendah. Banyak anak muda yang menganggap konsumsi minuman manis sebagai bagian dari gaya hidup kekinian dan sulit ditinggalkan. Media sosial bahkan turut memperkuat tren ini dengan menjadikan minuman manis sebagai simbol pergaulan. Jika hal ini terus dibiarkan, generasi yang seharusnya produktif justru akan rentan terhadap penyakit kronis sejak usia muda.
Masa remaja sendiri sebenarnya masa-masa krusial yang masih memerlukan banyak perhatian sebab  di  usia  ini  seseorang  menghadapi  berbagai  perubahan  besar,  dari  mulai secara  fisiknya,  psikologisnya,  hingga   sosial  lingkungannya (Aisyah, dkk 2024). Kebiasaan makan yang tidak teratur, pola makan yang ketat pada sebagian orang, dan konsumsi makanan kurang sehat dapat menyebabkan penyakit diabetes (Yusransyah, dkk. 2022).
Konsumsi gula berlebih dalam jangka Panjang membawa konsekuensi serius, salah satunya adalah meningkatnya diabetes. Diabetes di kalangan anak muda menjadi ancaman besar terhadap kualitas hidup maupun masa depan mereka. Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh darah dan organ vital, sehingga memicu komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, hingga amputasi anggota tubuh. Bagi generasi muda yang sedang berada pada masa produktif, komplikasi ini berarti kehilangan kesempatan untuk belajar, bekerja, dan mengembangkan diri secara optimal.
Tidak hanya kesehatan fisik yang terganggu, diabetes juga membawa dampak psikologis yang cukup berat. Â Rasa cemas karena harus mengontrol gula darah seumur hidup, kelelahan akibat terapi obat atau insulin, serta perasaan terisolasi akibat stigma sosial dapat menurunkan kepercayaan diri remaja maupun mahasiswa. Dari sisi sosial-ekonomi, biaya pengobatan diabetes dan komplikasinya bisa sangat tinggi, sehingga membebani keluarga maupun sistem kesehatan negara. Apabila masalah ini tidak dikendalikan, maka generasi muda berisiko mengalami penurunan produktivitas secara masif, bahkan sejak usia muda, dan hal ini tentu dapat menghambat pembangunan bangsa dalam jangka panjang.
Untuk mengurangi risiko diabetes pada generasi muda, diperlukan adanya pendekatan yang menyeluruh. Pertama, mengedukasi tentang bahaya konsumsi gula yang ditanamkan sejak dini di sekolah, termasuk pengetahuan batas aman konsumsi gula harian. Kedua, mempromosikan pola makan yang sehat dengan mengajak generasi muda untuk membatasi minuman manis dan mengganti camilan manis dengan buah segar. Ketiga, menekankan dukungan aktivitas fisi]k untuk rutin berolahraga agar metabolism tubuh baik dan meminimalisir risiko penyakit, Keempat, pemeriksaan rutin untuk mengetahui gula darah sehingga membantu deteksi dini untuk penanganan yang tepat sebelum diabetes berkembang menjadi penyakit kronis.
Dengan itu, konsumsi gula berlebih menjadi ancaman kesehatan remaja yang secara tidak langsung disadari. Dimulai dari kesadaran diri sendiri adalah hal terpenting bagi remaja untuk menjaga kesehatan tubuhnya dan juga lingkungan yang memberi contoh pola hidup sehat. Sehingga dengan dukungan tersebut anak muda dapat lebih mengontrol konsumsi gula dan mengurangi risiko diabetes sejak dini.
KATA KUNCI: Anak, Diabetes, Gula, Muda
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, dkk. 2024. Pengetahuan Remaja Tentang Faktor Resiko Diabetes Melitus Di Sma Negeri 1 Rengel. INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, 13729-13743.
Yusransyah, dkk. 2022. "Hubungan Antara Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Mellitus Dan Support Yang Diberikan Keluarga." Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima 4 (2);74-77.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI