Kelahiran anak pertama memang memberikan kebahagiaan yang tak terkira. Melihatnya lahir dengan selamat dan betah terlelap di dekapan sang bunda membuat air mata meleleh tanpa sadar. Saya akhirnya menjadi ayah, tepatnya ayah baru.
Pikiran saya mulai menerawang masa depan. Saya membayangkan bagaimana kelak sang buah hati kami gendong sambil berjalan-jalan di kegiatan car-free day yang juga penuh sesak dengan ibu-ibu senam akhir pekan. Wajahnya yang menggemaskan mungkin akan melotot memandangi lampu kelap-kelip di antara gelapnya taman kota. Namun saya tiba-tiba dibangunkan dari dunia khayal dengan kemunculan berbagai pembahasan mengenai kehidupan normal baru (new normal) di tengah pandemi yang belum jelas kapan berakhir.
Berbagai kegiatan mulai dari pekerjaan kantor hingga kegiatan publik akan sesuaikan sedemikian rupa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Batas normal yang tidak lagi sama secara tidak langsung memberikan dampak terhadap individu, termasuk seorang ayah. “Ayah normal baru” sepertinya akan menghadap beberapa tantangan beberap waktu ke depan.
Mandi Dulu, Baru Peluk
Normal baru kemungkinan besar akan mengembalikan rutinitas sebagian besar pekerja dari yang semula bekerja dari rumah menjadi kembali aktif bekerja di tempat kerja masing-masing. Hal ini tentu saja akan meningkatkan mobilitas para pekerja. Meskipun membatasi diri hanya bepergian dari rumah ke tempat kerja dan kembali ke rumah, interaksi dengan orang lain baik di tempat kerja maupun selama perjalanan akan meningkatkan potensi terpapar Covid-19, apalagi jika wabah ini belum betul-betul terkendali.
Tindakan preventif untuk melindungi keluarga di rumah perlu dilakukan. Menjaga kebersihan menjadi kunci utama. Ayah yang baru pulang bekerja harus mandi dan mengganti pakaian sebelum melepas rindu dengan anak yang ditinggalkan seharian.
Jalan-jalan Boleh, Asal Hindari Kerumunan
Mengajak si kecil jalan-jalan ke tempat umum tidak sepenuhnya tabu. Kegiatan luar ruangan justru akan memberikan banyak manfaat baginya, salah satunya adalah membiasakan diri agar tidak cemas di tengah keramaian [1].
Kehidupan normal baru tidak akan merenggut keriangan kegiatan luar ruangan orang tua dan anak. Jalan-jalan masih bisa dilakukan asal tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak sesama dan menghindari kerumunan. Tindakan tersebut perlu dilakukan mengingat anak masih rentan terhadap berbagai penyakit.
Mengajari Anak Protokol Kesehatan
Mengajarkan protokol kesehatan kepada anak merupakan salah satu kewajiban baru bagi ayah. Anak harus mulai memahami pentingnya pola hidup bersih dan sehat sejak dini. Di antara banyak protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19, cuci tangan merupakan salah satu cara yang paling mudah yang dapat dilakukan anak secara mandiri.
Anak sudah dapat membersihkan tangan mereka sendiri sejak usia dua tahun, tentunya dengan pengawasan [2]. Ayah perlu memperkenalkan anak cara cuci tangan yang benar dan senantiasa mengingatkan anak untuk mencuci tangan pada saat-saat tertentu, misalnya setelah makan, buang air, atau bepergian keluar rumah. Ayah juga harus memberikan pengertian mengapa cuci tangan penting. Yang paling utama, ayah sendiri harus rajin mencuci tangan supaya menjadi contoh bagi anak.
Referensi