Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist

Geologist | Open Source Software Enthusiast | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Lelaki Harimau", Manusia dan Masa Lalu yang Berliku

14 Mei 2020   16:46 Diperbarui: 14 Mei 2020   17:43 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Lelaki Harimau adalah novel karya Eka Kurniawan yang saya baca tuntas setelah “O” (baca di sini). Jumlah halaman yang lebih sedikit agaknya jadi motivasi tersendiri untuk menyelesaikan penuturan kisah di dalamnya sesegera mungkin.

Sempat menduga-duga buku ini akan berhubungan dengan legenda sebagian masyarakat Sumatera sebelum mulai membaca. Jauh dari ruang lingkup cerita yang ajaib, Manusia Harimau justru menghadirkan konflik sederhana namun sarat makna dalam nuansa gelap.

Cerita diawali dengan tersiarnya kabar Margio membunuh Anwar Sadat pada suatu sore. Tidak ada yang menduga si pemuda jagoan perburuan babi menghabisi nyawa ayah sang gadis pujaan hati. Yang lebih mengejutkan, Anwar Sadat tewas dengan luka menganga lebar di lehernya. Sudah dipastikan Margio yang tidak bersenjata menggitit putus urat leher pria tua tersebut hingga merahnya darah mewarnai kaos Toko Emas ABC yang dikenakannya.

Kisah tragis tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah kepergian adik dan ayah Margio untuk selama-lamanya. Kenapa harus Anwar Sadat? Orang-orang justru akan lebih maklum jika yang ia bunuh adalah ayah kandungnya yang laknat.

“Bukan Aku”

“Ada harimau di dalam tubuhku”

Eksekusi Margio terhadap Anwar Sadat yang berlangsung beberapa saat kemudian pembawa pembaca terbang ke dalam kisah masa lalu tiap-tiap karakter. Penulis memberikan gambaran apa sebenarnya “harimau” yang dimaksud Margio, siapa Anwar Sadat, dan bagaimana dua tokoh beda keluarga ini saling terhubung satu sama lain.

Alur maju-mundur yang lambat memberikan gambaran keterikatan yang kuat antara kejadian masa lalu yang dialami seorang tokoh dengan perilakunya di masa sekarang meski dilandasi oleh sebuah peristiwa sepele. Rumah tangga kacau balau Nuraeni dan Komar bin Syueb, orang tua Margio merupakan salah satu contohnya. Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Nuraeni, Margio, dan kakaknya adalah buntut dari kekecewaan Nuraeni terhadap Komar yang semasa muda tidak kunjung mengirimi surat kala keduanya terpisah jarak.

Secara tersirat, penulis mencoba memberikan gambaran bahwa setiap kejadian dalam kehidupan sehari-hari meskipun sederhana merupakan buah dari perjalanan masa lalu yang penuh liku-liku. Nilai moral yang kadang mengandalkan pemahaman praktis terhadap suatu peristiwa belum tentu cukup untuk menilai kehidupan manusia yang beragam dan panjang latar belakangnya. Seperti gambaran masa lalunya yang lambat, Manusia Harimau seolah mengajak kita untuk bersabar memahami sebuah peristiwa secara objektif terutama dari segi perkembangan psikologis. Pesan ini patut diresapi karena begitu relevan dengan kehidupan di era sekarang.


Informasi Buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun