Open House. Kalimat yang sempat membuat saya kecil mengerutkan kening. Pada saat hari raya biasanya akan ramai berita di telivisi menyiarkan acara open house di istana atau dikediaman para menteri. Atau kediaman para artis ibu kota.
Waktu itu saya belum paham tentang apa itu open house. Setelah besar dan tahu artinya saya hanya bergumam, "Ooooh."
Beberapa tahun kemudian ketika circle pertemanan sudah mulai luas, saya mendapat undangan untuk hadir di acara open house.
Yang mengundang kawan saya. Kalau kejadiannya beberapa tahun yang lalu saat masih anak-anak, pasti saya akan meledek si kawan yang mengundang tersebut.
"Cieeee... Pakai acara open house segala di rumah. "
Berhubung sudah dewasa, tentu tidak akan bersikap kekanak-kanakan. Meski sesungguhnya agak bingung juga. Kok kawan saya  pakai mengadakan open house segala di rumahnya. Tapi hanya dalam hati saja.
"Bokap gue memang setiap tahun ngadain open house di rumah. Ya, buat teman-teman bokap. Biar sekalian. Enggak setiap hari terima tamu, ' ujar si kawan begitu saya datang memenuhi undangannya.
Saya segera googling tentang bapaknya begitu mendengar cerita si kawan. Pasti bapaknya bukan orang sembarangan nih pikir saya. Saya memang belum lama mengenal si kawan ini.
Kita lebih sering bertemu di event-event komunitas. Karena memang tergabung dalam salah satu komunitas seni dan budaya. Kita menjadi dekat dan kerap jalan bareng karena memiliki hobi yang sama.
Tapi tidak pernah sekalipun kita menanyakan tentang pekerjaan orang tua masing-masing. Seperti bocah saja. Yang bisa dengan polosnya menanyakan hal tersebut.
"Bapak kamu siapa? Kerjanya dimana? "