Omega FC. Salah satu klub sepak bola yang merumput di lapangan Wijaya Kusuma, Kemanggisan, Jakarta Barat. Dari sekian banyak klub sepak bola di sana, bisa dikatakan Omega FC merupakan salah satu klub legendaris.
Bagaimana tidak? Para pemain senior di Omega FC dulunya saat muda sudah merumput di lapangan Wijaya Kusuma yang biasa mereka sebut lapangan Romsol.
Jauh sebelum lapangan sepak bolanya sebagus sekarang. Yakni sekitar tahun 86/87-an.
Omega FC sendiri dibentuk sekitar tahun 90-an oleh pemuda-pemuda Timur yang tinggal di belakang Brimob, Anggrek Garuda dan sekitarnya. Awalnya hanya sekumpulan pemuda yang orang tuanya sama-sama berasal dari wilayah Timur Indonesia.
Ada yang dari Manado , Ambon, dan Toraja. Mereka membentuk komunitas dan kerap kumpul-kumpul di lapangan Romsol. Bermain bola kemudian dilanjut kumpul-kumpul di rumah salah satu dari mereka untuk happy-happy. Terkadang jalan-jalan bareng seperti umumnya anak mudalah.
Karena memiliki hobi sama yakni sepak bola. Agar kumpul-kumpulnya bermanfaat maka dibentuklah klub sepak bola Omega FC. Sejak itu kumpul-kumpulnya lebih intensif sambil menyalurkan hobi yang tetap diselingi dengan happy-happy.
Mereka kerap bertanding keluar kota juga. Main bola sekaligus jalan-jalan. Anggotanya siapa saja yang memang senang dan hobi bola. Jadi tidak melulu pemuda keturunan Timur.
Seiring berjalannya waktu satu per satu dari mereka sudah tidak bisa kumpul dan rutin bermain bola lagi. Ada yang pindah rumah, karena pekerjaan dan lain sebagainya. Tapi bukan berarti Omega FC bubar.
Selama lapangan sepak bolanya masih ada, anggota Omega FC tetap merumput. Karena bagi mereka sepak bola bukan sekadar hobi. Tapi sudah tertanam di hati. Adalah Hamid Kurasan salah satu anggota Omega FC yang kemudian melanjutkan eksistensi Omega FC.
Maka ketika lapangan sepak bola Romsol terpilih sebagai salah satu lapangan yang direvitalisasi dengan standar FIFA dan rumput sintesis, tapi justru Omega FC tidak termasuk dalam daftar klub yang merumput di sana. Beraksilah para pemain legendnya.
Hamid Kurasan sebagai yang paling senior di Omega FC berjuang keras agar klub tersebut tetap memiliki tempat di sana. Sebab zaman lapangan sepak bola masih tanah merah dengan rumput ala kadarnya, Hamid dan kawan-kawan rutin bermain di sana.Â
Kehadiran mereka menghidupkan suasana. Masa ketika diubah kok tidak dianggap. Tentu mereka tidak terima. Setelah berjuang dengan segala cara, akhirnya usaha Hamid Kurasan membuahkan hasil. Omega FC mendapat tempat dan jadwal tetap untuk latihan di lapangan Romsol yang kini disebut lapangan Wijaya Kusuma.
Hamid Kurasan melatih anggota Omega FC junior. Juga tetap aktif bersama kelompok Galatua yang usianya 50 tahun plus. Hamid Kurasan sendiri kini sudah menginjak usia 70 tahun lebih. Tapi masih aktif dan gesit bermain bola.
Hal inilah yang membuat Omega FC tetap bertahan sampai sekarang. Komunikasi, kekeluargaan dan rasa memiliki satu sama lain. Satu lagi, hobi yang dari hati. Dalam kondisi apapun kalau itu berkaitan dengan bola maka tak ada alasan untuk berkata tidak.
Demikian ungkap Hamid Kurasan terhadap hobinya bermain sepak bola. Faisal dan Keffi dua anggota Omega FC senior yang juga rutin bermain setiap dua pekan sekali meski tempat tinggal mereka ada yang di Tangerang.
"
Bahkan menurut Keffi lagi, "Sekarang sudah enak karena ada WhatsApp grup. Sehingga informasi terkait Omega FC cepat tersampaikan."
"Dulu waktu belum ada WhatsApp grup, hiburan kita ya ketemu dan kumpul-kumpul dengan teman. Sekarang kita bisa saling support lewat WhatsApp Grup. Komunikasi lebih cepat dan mudah. Asiklah."
Tertarik untuk bergabung dengan Omega FC? Silakan datang ke lapangan Wijaya Kusuma di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat. (Denik13)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI