Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Busana yang Dikenakan Bisa Membentuk Personal Branding

12 Juni 2021   08:47 Diperbarui: 12 Juni 2021   08:55 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat traveling ke Jogjakarta (dokumen pribadi)

Pentingkah membangun personal branding? Kalau dulu sebelum aktif sebagai blogger dan pegiat budaya. Saya akan menjawab biasa saja. Tidak terlalu penting. Karena memang untuk apa?

Namun setelah aktif sebagai blogger, pegiat budaya dan pegiat literasi. Ternyata personal branding itu perlu juga ya? Agar orang lain mengetahui keberadaan kita. Terutama di dunia yang digeluti.

Meski tidak yang terlalu ngotot dalam membranding diri, tapi adalah tindakan yang saya lakukan. Apa sajakah itu? 

- Aktif menulis di blog pribadi

Memiliki blog pribadi jangan dibiarkan seperti sarang laba-laba. Harus dikelola dengan baik. Apalagi jika blog pribadinya menghasilkan cuan. Sebab tak jarang tawaran kerjasama meminta kita untuk membuat tulisan di blog pribadi. Itu pengalaman yang saya alami.

- Aktif menulis di Kompasiana

Memiliki akun di Kompasiana juga perlu dikelola dengan baik. Aktif menulis di sana. Jangan cuma untuk gaya-gayaan punya akun Kompasiana. Tapi tidak pernah menulis. Hanya satu atau dua tulisan. Padahal jika rajin, nama kita mudah ditemukan oleh Mbah Google. Hal ini berdasarkan pengalaman pribadi juga. 

- Aktif mengikuti kegiatan kepenulisan 

Baik secara online atau offline, sebaiknya kita juga rajin mengikuti kegiatan kepenulisan. Selain menambah ilmu juga menambah pertemanan. Salah satu dari teman tersebut barangkali ada yang ingin bekerja sama dengan kita. Nah, ini berdasarkan pengalaman juga.

- Bermedia sosial dengan baik

Artinya ketika menggunakan media sosial, postinglah hal-hal yang bermanfaat. Jangan membuat status curahan hati apalagi mengumpat tidak jelas. Sebab tak jarang syarat kerjasama kerja meminta kita mencantumkan akun media sosial yang dimiliki. Hal tersebut bisa menjadi nilai tambah kita lho.

- Konsisten dengan penampilan

Untuk urusan satu ini tidak jadi patokan wajib sih. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi lagi, ternyata cukup membuat saya mudah dikenali lho. Sejak tahun 2014 saya mulai senang mengenakan kain dan kebaya dalam setiap penampilan.

Jika dulu hanya untuk acara tertentu seperti menghadiri undangan pernikahan, hari Kartini dan lain-lain. Kini hampir di setiap kesempatan saya mengenakan kain dan kebaya.

Saat traveling, saya berkain dan kebaya. Tentu saja bahan dan coraknya disesuaikan dengan situasi serta kondisi. Ternyata asik-asik saja. Tidak ada kendala sama sekali. 

Saat menghadiri kegiatan offline sudah pasti mengenakan kain dan kebaya. Baik untuk acara yang bersifat formal maupun informal. Terkait dunia kepenulisan atau bukan, busananya seperti itu. 

Ketika bersepeda jarak jauh pun penampilan saya seperti itu. Tentu saja ada trik bagaimana mengenakan kain dan kebaya saat Bersepeda agar tidak riweh alias ribet. Sejauh ini semua baik-baik saja. Saya tetap bisa bersepeda kemana pun meski mengenakan kain dan kebaya.

Sebenarnya urusan busana lebih kekebiasaan saja. Ternyata memiliki efek juga ya? Efek positif tentu saja. Karena busana yang digunakan tidak aneh-aneh. Diantara teman-teman blogger, mereka menjuluki saya blogger berkebaya. Jadi kalau ada yang bertanya Mba Denik tuh yang mana? Enteng saja mereka menjawab. Itu yang suka pakai kain dan kebaya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Jadi cukup mudah mengenali saya dimana pun berada. Pernah dalam suatu kegiatan, saya disambut oleh panitia tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. 

"Ibu Denik ya? Mari saya bawakan barang-barangnya. Saya panitia..."

"Kok tahu nama saya Mas?"

"Sudah diberitahu. Nanti kalau ibu Denik datang suruh segera diantar ke ruangan. Ibu Denik itu mengenakan kain dan kebaya. Makanya saya langsung mengenali ibu."

Oalah, saya jadi senyum-senyum. Seperti itu toh. Tapi dari busana yang dikenakan saya jadi kerap mendapat undangan terkait kebudayaan. Kalau ini bisa disebut personal branding. Maka tanpa disadari saya sudah membranding diri melalui busana yang dikenakan. 

"Blogger berkebaya, pesepeda berkebaya dan satu lagi. Kompasianer berkebaya."

(EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun