Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

[Nostalgia] Imlek, Kue Keranjang dan Persahabatan Kita

8 Februari 2021   03:23 Diperbarui: 8 Februari 2021   03:44 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nanti pulangnya bawa ya? Untuk ibu kamu," kata mamanya teman saya itu. 

"Ini enak loh. Namanya kue keranjang. Kita habis Imlek jadi banyak makanan," kata si teman sambil menunjuk pada kue keranjang yang dia maksud.

Saya hanya iya, iya saja meski kurang paham Imlek itu apa. Setelah tiba di rumah barulah saya tanyakan hal tersebut kepada ibu.

"Kue keranjang itu ya dodol cina kita biasa sebutnya. Oh, mereka udah merayakan Imlek ya? Kapan?" kata ibu balik bertanya.

"Kemarin katanya," sahut saya.

"Oh, gitu. Pantas kamu dibawakan makanan sebanyak ini."

"Memang Imlek apaan sih, Bu?" tanya saya.

"Itu, tahun barunya orang Cina."

Ya, ya, ya. Saya kecil mulai memahami hal tersebut. 

Kue keranjang atau dodol cina pemberian si teman tadi oleh ibu digoreng dengan lapisan telur. Wah, rasanya enak sekali. Manis-manis gurih. Saya suka sekali. Itulah pertama kalinya saya menyukai kue keranjang. Waktu di Surabaya tidak pernah mencicipinya. Karena memang tidak pernah diberi oleh ibu. Mungkin karena saya masih kecil. Iyalah, masih belum genap 5 tahun.

Kue keranjang atau dodol Cina (picture by Wikipedia)
Kue keranjang atau dodol Cina (picture by Wikipedia)
 

Teman saya tertawa geli sampai tinggal garis matanya saja saat saya ceritakan kalau kue keranjangnya saya semua yang makan. Entah apa yang dia ceritakan ulang kepada mamanya. Esoknya saya diberi kue keranjang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun