Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hujan di Malam Pergantian Tahun Menyuguhkan Debar di Dada

5 Januari 2021   05:02 Diperbarui: 5 Januari 2021   05:19 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by pixabay.com

"Mba, malam tahun baru kumpul di rumah ya? Hujan enggak hujan harus datang."

Pesan singkat dari adik bungsu tersebut langsung membuat saya gamang. Sesungguhnya saya tidak ingin kemana-mana saat malam tahun baru. Meski itu hanya kumpul-kumpul keluarga. Apalagi dalam kondisi hujan. Karena saya masih diliputi perasaan trauma dengan kejadian malam tahun baru tahun 2020.

Tentu semua masih ingat apa yang terjadi pada malam tahun baru tersebut? Curah hujan yang tinggi dan terus-menerus mengakibatkan banjir nasional di tanggal 1 Januari 2020. Daerah kami yang bertahun-tahun tak pernah kebanjiran ternyata terkena juga. Rumah saya kebanjiran hingga setinggi dada.

Peristiwa tersebut mau tidak mau. Suka atau tidak suka menyisakan trauma di hati. Maka saat malam pergantian tahun 2021 saya putuskan untuk di rumah saja. Apalagi cuaca di hari menjelang pergantian tahun mendung yang dilanjutkan hujan rintik-rintik.

Meski sebentar kemudian hujannya reda. Namun kondisi tersebut sungguh menyuguhkan debar di dada. Was-was kalau sampai kejadian seperti tahun lalu. Apalagi cuacanya tetap mendung sepanjang hari.

"Mba, sudah siap-siap belum? Ini kita sudah pesan makanan kesukaan Mba?"

Duh, pesan singkat yang kembali masuk membuat saya tak enak hati. Akhirnya walau dengan berat hati saya segera bersiap-siap untuk menuju ke rumah adik bungsu.

Kumpul keluarga semacam ini memang sudah tradisi dalam keluarga kami. Terutama di malam-malam libur nasional. Karena saat itulah kami bisa bertemu dan kumpul bersama. Tak terkecuali pada malam pergantian tahun. Jadi bukan acara khusus untuk merayakan malam pergantian tahun.

Apalagi kami hanya empat bersaudara. Masa hanya berempat saja ditambah pasangan dan dan dua keponakan tak bisa kumpul dan bertemu sih? Jarak rumah kami pun hanya terpisah RT. Jadi masih terjangkau dan bukan alasan untuk tidak bisa kumpul keluarga.

Maka begitulah. Kumpul keluarga terutama di di malam libur nasional menjadi agenda tak tertulis dalam keluarga kami. Khusus malam pergantian tahun tuan rumah menyediakan makanan kesukaan kami. Ada yang ingin disediakan pizza, ada yang minta disiapkan es krim dan lain-lain. 

Sesungguhnya keseruan keluarga pada umumnya. Kumpul dan makan bersama. Tak ada acara bakar ayam atau jagung. Simple dan tidak ribet. Berhubung saya pernah mengalami kejadian tidak mengenakan. Maka suasana hati ini menjadi berbeda dalam menyongsong acara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun