Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Event Semarkutiga] Pandemi Mengubah Hobi Menjadi Pitih

27 November 2020   05:07 Diperbarui: 28 November 2020   08:10 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 sungguh kondisi yang tak pernah diduga oleh siapa pun. Selama beberapa bulan kita hanya melihat dan mendengar berita tersebut melalui televisi. Bagaimana kondisi di Wuhan, kota pertama yang terdampak Covid-19. Setelahnya perlahan namun pasti virus tersebut menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia.

Dampaknya sungguh luar biasa. Tak hanya membunuh manusia yang terkena virus Covid-19  Namun membunuh manusia lain yang tak terkena virus tersebut dan tak mengerti apa-apa. Yakni melalui dampak yang ditimbulkan akibat adanya Covid-19.  

Di mana pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan memerintahkan semua aktivitas dilakukan dari rumah saja. Akibatnya tak ada lagi orang yang keluar rumah untuk bersantai atau sekadar menikmati suasana akhir pekan. Selain semua tempat-tempat umum tersebut ditutup. Mereka juga takut terkena virus Covid-19.

Bagi mereka yang memiliki penghasilan tetap seperti pegawai negeri sipil tentu tak pusing dengan pemberlakuan tersebut. Namun bagi mereka yang tidak memiliki gaji tetap, yang mengumpulkan pitih alias uang dari kerja harian. Menjeritlah jiwa dan raganya.

Miris hati ini kala mendengar curahan hati kawan-kawan yang terpaksa kehilangan pekerjaan. Yang harus menjual barang-barang di rumah demi untuk menyambung hidup. Sejujurnya ingin sekali membantu. Tapi saya sendiri penghasilannya tidak tetap. Sebagai seorang blogger dan penulis lepas tentu bergantung dari job yang masuk.

Sejauh ini meski job yang masuk sangat berkurang namun masih cukuplah untuk kehidupan sehari-hari. Tapi jika untuk membantu kawan yang kesulitan memang tidak ada. Sedih sih. Tapi mau bagaimana lagi?

Dari sini saya mulai sadar. Bahwa perlunya memiliki pitih (bahasa Minang dari uang) lebih ya untuk ini. Agar bisa membantu orang lain. Apalagi ketika kemudian ada sedulur yang mengeluh karena suaminya tak bekerja lagi. Ia ingin membuka warung kecil-kecilan tapi tak punya modal. 

Ia tidak secara langsung meminjam uang kepada saya. Namun dari caranya bercerita saya tahu ia butuh  uang. Ya Allah, saya harus bagaimana? Niatnya ingin membantu tapi kondisi keuangan sedang tidak stabil.

Rupanya di mana ada niat di situ ada jalan, benar adanya. Saya diberikanan rezeki melalui pintu yang disangka-sangka. Saya sungguh tak menyangka bahwa hobi yang dilakukan untuk mengisi waktu luang ternyata di saat pandemi justru menghasilkan pitih.

Apakah hobi tersebut?

Sebenarnya hobi yang biasa saja. Ada banyak juga orang yang melakukan hal tersebut. Yakni mengolah kain perca menjadi sesuatu yang bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun