Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bermain dengan Anak Solusi Lain agar Tubuh Tetap Bergerak

6 September 2020   10:55 Diperbarui: 6 September 2020   11:28 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama pandemi praktis aktivitas saya dan hampir sebagian orang banyak dilakukan di rumah. Work from home (WFH) alias bekerja dari rumah diberlakukan oleh perusahaan dan kantor-kantor yang masih beroperasi. Sebab banyak juga perusahaan, kantor-kantor dan usaha lain yang gulung tikar saat pandemi.

Dengan kondisi seperti ini banyak hal yang berubah secara sengaja maupun tidak. Seperti pola makan. Jika sebelum pandemi kami asik-asik saja jajan dan makan di pinggir jalan. Kini tidak lagi. Saya memilih masak makanan dan membuat jajanan sendiri untuk keluarga. Ternyata lebih hemat dan tenang. Sebab saya tahu persis apa yang dimakan mereka.

Saya pun merasa nyaman saja bekerja di rumah. Tidak stress terkena macetnya jalanan ibukota. Bisa istirahat setiap saat. Tidak bingung memikirkan baju yang akan dikenakan setiap harinya. Bisa mengenakan daster atau kaos oblong saat WFH. 

Namun dibalik kenyamanan tersebut ada hal lain yang juga mempengaruhi pola hidup. Yakni jarang berolahraga. Jika dulu bisa beraktivitas dengan mengendarai sepeda. Setelah WFH tentu tidak bisa lagi. Jika dulu bisa melenggang dengan tenang untuk belanja ke warung atau pasar. Kini tidak bisa setenang itu. Untuk amannya lebih banyak berbelanja secara online.

Dengan demikian tak banyak olah tubuh yang dilakukan. Paling hanya seputar dapur dan kamar. Lama-lama tubuh merasa kaku dan merasakan sakit dibagian tertentu. Terutama bagian tengkuk, pundak, punggung dan pinggang. Dulu jika merasakan gejala seperti ini, saya langsung ajak tubuh ini berenang. Biasanya usai berenang tubuh terasa lebih rileks. Tidak kaku lagi. Tentu saja tidak bisa seperti itu lagi dalam kondisi seperti ini.

Untungnya ada balita di rumah. Si kecil yang masih berusia 1,5 tahun kan sedang aktif-aktifnya tuh. Maunya lari ke sana, lari ke sini.Tidak bisa diam istilahnya. Nah, saya pergunakan momen tersebut untuk mengolah tubuh ini. Saya ajak si kecil untuk mengejar bola. Otomatis saya pun ikut berlari-lari kecil. Atau saya kejar si kecil pura-pura ingin menangkapnya. Dengan demikian saya jadi berlari-lari mengikuti kemana si kecil berlari. Ternyata lumayan menguras tenaga juga. 

Lain waktu saya memutar lagu anak-anak yang ada gerak dan tarinya. Saya ajak si kecil menari-nari mengikuti gerakan yang ada di video. Atau memutar video senam anak-anak TK. Lalu saya ajak lagi di kecil mengikuti gerakan senam tersebut. Ternyata efeknya luar biasa.

Saya merasa tubuh ini lebih bugar. Tidak kaku-kaku lagi. Si kecil pun tidurnya lebih gampang. Tidak perlu ada drama seperti biasa. Dan lebih lama. Mungkin karena lelah juga. Dengan demikian saya bisa melanjutkan pekerjaan dengan tenang juga.

Lalu bagaimana jika tidak memiliki anak usia balita? Oh, tetap bisa bermain dengan anak. Justru lebih asik. Caranya dengan mengajak mereka bermain basket, bermain sepak bola atau tenis meja di garasi. Hal itu yang juga saya lakukan ketika keponakan yang sudah besar merasa bete di rumah saja.  Ternyata WFH asik-asik saja ya selama kita tahu celah dan cara mengatasi kejenuhan yang timbul. (EP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun