Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Solo Riding ke Bandung via Puncak-Cisarua-Padalarang (Mudik Bagian I)

9 Juni 2019   22:57 Diperbarui: 9 Juni 2019   23:06 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-alun Lembang pagi hari

Dari sini mulai liyer alias bingung. Sebab tak tahu arah. Saya hanya mengikuti papan petunjuk arah yang terlihat di jalan. Bertemu pertigaan saya ambil kanan mengikuti feeling. Lurus terus tak tahu arahnya kemana. Tak lama melihat papan petunjuk arah bertuliskan, lurus ke Subang, Tangkuban Perahu, Lembang. Ke kanan Kantor Bupati Bandung Barat.

Jalur menuju Kantor Bupati Bandung Barat
Jalur menuju Kantor Bupati Bandung Barat

Saya pilih belok kanan dengan harapan menemukan papan petunjuk arah ke Cimahi. Kalau pilih ke Lembang terlalu jauh. Lagi pula hari masih pukul tiga sore jadi bolehlah mampir dulu ingin tahu seperti apa Kantor Bupati Bandung Barat. Ternyata jalurnya itu naik turun seperti daerah perbukitan. Rumah penduduknya jauh-jauh. Ketika bertemu jalan lurus, kanan dan kirinya perkebunan. Wah, saya mulai mikir. "Aduh, kalau apesnya ban bocor dan bensin habis bagaimana ini? Mana hari semakin sore pula."

Akhirnya saya putuskan mencari jalan utama saja. Okelah tak apa lewat Lembang. Dengan kapasitas baterai yang mulai down, saya terpaksa membuka maps. Lalu mengikuti petunjuk yang ada di maps. Tetapi karena tak yakin dengan maps saya pun bertanya pada orang yang dijumpai. Apalagi jalur yang saya lalui naik turun dan curam seperti di puncak. Setelah bertanya dan arah saya sudah benar. Maka saya lanjutkan perjalanan dengan hari sedikit lega. 

Baru beberapa kilometer tiba-tiba turun hujan. Saya belum mencari tempat berteduh dengan harapan hujannya hanya sebagian. Jadi tak harus berhenti atau mengenakan jas hujan. Ternyata perkiraan saya salah. Hujan semakin deras dan jalan di depan saya turunan cukup curam. Akhirnya saya pun mencari tempat berteduh. 

Hujan yang tiba-tiba turun
Hujan yang tiba-tiba turun


Ada beberapa orang yang berteduh di tempat yang sama. Saya gunakan kesempatan ini untuk bertanya lagi. Memang benar ini jalan menuju Lembang. Tetapi masih cukup jauh katanya. Wuduh, pikir saya. Reflek saya melihat jam, sudah pukul lima sore. Alamat buka puasa di jalan.

Dan benar. Usai hujan reda, saya kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini saya lebih berhati-hati karena jalan terlihat licin akibat guyuran hujan. Apalagi jalur selanjutnya seperti puncak Cisarua, meliuk-liuk naik turun cukup curam. Saat saya perhatikan nama daerahnya ternyata namanya Cisarua juga. Hanya ini Cisarua, Padalarang. Wow, lepas dari jalur puncak bertemu lagi jalur puncak. 

Lumayan menegangkan. Sebab jalurnya lebih curam. Usai hujan pula. Begitu turunan tajam terlampaui dan tanjakan tinggi teratasi tak jauh dari kelokan terakhir saya bertemu pertigaan jalan bertuliskan ke kiri Lembang ke Kanan Ledeng. Saya pilih belok kiri karena ingin menikmati suasana Lembamg malam hari. Tak lama azan magrib berkumandang. Saya terus susuri jalan sambil mencari tempat istirahat yang nyaman. Rumah Sosis dan Susu Murni Lembang meyakinkan saya kalau ini sudah tiba di Lembang. 

Kuda besi saya
Kuda besi saya

Apalagi setelah melintasi alun-alun Lembang. Sambil berbuka puasa di sekitar alun-alun, saya kabarkan kepada keluarga di rumah kalau saya sudah sampai Bandung. Tetapi ingin bermalam dulu di Lembang. Selain ingin menikmati Lembang malam hari, saya juga ingin menikmati Lembang pagi hari. Kapan lagi? Mumpung di sini. Esok atau lusa belum tentu bisa ke sini lagi. Tak akan ada yang mau diajak ke sini. Sebab Lembang terkenal akan kemacetannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun