Berenag, hobi yang mungkin terdengar biasa dan sepele. Tak harus ditekuni apalagi bagi yang tidak berkeinginan menjadi atlet renang. Just have fun saja untuk mengisi waktu luang. Atau sebagai upaya mengugurkan kewajiban karena merupakan pelajaran wajib di sekolah. Jadi tak penting untuk diajarkan apalagi diperdalam.Â
Pemikiran yang tidak salah. Dan pendapat yang tak perlu diperdebatkan. Tapi harus direnungkan. Ya, direnungkan dengan lebih seksama dan mendalam. Apalagi sebagai bangsa Indonesia. Yang bertumpah darah Indonesia. Seharusnya ada perasaan malu jika tidak bisa berenang sama sekali.Â
Kok? Kenapa? Apa hubungannya dengan tanah air Indonesia ini. Ada hubungannya. Bahkan sangat terkait. Mengingat negara Indonesia ini merupakan negara kepulauan. Yang dikelilingi oleh lautan. Dengan kekayaan alam dan keindahan lautnya yang luar biasa mempesona. Sehingga menarik bangsa-bangsa lain untuk berkunjung ke Indonesia hanya untuk menikmati keindahan alamnya, terutama keindahan bawah laut.
Lalu bagaimana dengan kita? Kita yang mengaku bertumpah darah Indonesia? Seharusnya kita yang lebih dulu menikmati keindahan laut Indonesia. Sebelum orang-orang asing tersebut menikmatinya. Karena kita kan yang tinggal di sini. Kita pemilik tempat ini. Logikanya? Kita haruslah lebih mengetahui atas apa-apa yang kita tinggali dibandingkan orang lain. Dan hal itu baru bisa terlaksana kalau kita bisa berenang.
Hal inilah yang sekiranya perlu direnungkan. Untuk mewajibkan putra-putri kita dalam penguasaan ketrampilan berenang. Dengan memiliki keterampilan berenang maka akan timbul keberanian ketika berkaitan dengan air. Selain itu, berenang banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Bagi umat muslim bahkan ada anjuran untuk belajar berenang disamping belajar berkuda dan memanah. Jadi berenang itu memang memilki banyak keutamaan. Dalam lingkup kecil maupun besar.
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya sempat merasa sedih ketika dalam acara jalan-jalan ke Pulau Belitung, di satu hari yang jadwalnya adalah snockling menikmati keindahan biota laut, hanya sebagian yang ikutan terjun dengan alasan tak bisa berenang. Padahal sudah mengenakan pelampung tapi tetap saja tak berani. Sayang sekali kan? Apalagi laut di sana masih bersih dan sangat indah.  Dalam kondisi terapung menikmati guncangan ombak laut yang melenakan, di situ saya merasa sedih.Â
Setidaknya ada anak, cucu. Generasi muda yang perlu ditanamkan kesadaran akan hal ini. Sehingga kelak kita tidak menjadi penonton di rumah sendiri. Menonton wisatawan asing yang dengan lincahnya menikmati keindahan laut kita secara langsung. Sementara kita hanya melihatnya dari layar kaca. (EP)