Mohon tunggu...
Deniezza Putri Herasti
Deniezza Putri Herasti Mohon Tunggu... Mahasiswa

berenang, membaca buku, menonton film

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tantangan dan Peluang Reformasi Konstitusi dalam Era Demokrasi

22 April 2025   12:01 Diperbarui: 22 April 2025   12:03 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Reformasi konstitusi merupakan proses perubahan atau penyesuaian hukum dasar negara agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Di Indonesia, reformasi konstitusi mulai mencuat pasca-Reformasi 1998 sebagai respons atas rezim otoriter yang dianggap mengekang demokrasi dan hak asasi manusia. Amandemen UUD 1945 dilakukan untuk memperkuat prinsip demokrasi, supremasi hukum, dan perlindungan HAM. Era demokrasi modern menuntut konstitusi yang adaptif dan responsif terhadap dinamika politik, sosial, dan teknologi. Hampir semua negara yang mengalami transisi ke demokrasi menjadikan reformasi konstitusi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembaharuan politik mereka. Reformasi konstitusi ini sangat penting hingga kehadirannya ini dipandang sebagai keharusan. Tidak jelas benar kapan suatu negara yang tengah mengalami transisi mulai melaksanakan reformasi konstitusi. Sejauhyang dapat dibaca dari berbagai literatur mengenai transisi ke demokrasi, pengalaman masing-masing negara dalam hal ini relative berbeda. Filipina misalnya mulai melakukan reformasi konstitusi dengan membentuk komisi konstitusi, dimana tugas utamanya adalah menuliskan kembali undang-undang dasar negeri itu tak lama setelah Presiden Marcos dijatuhkan, dan setelah pemerintahan baru Cory Aquino terbentuk (Bahtiar Effendy, 2000: 339). Idealnya, suatu konstitusi dibuat untuk memenuhi kebutuhan, yaitu terciptanya hubungan kekuasaan yang seimbang antara cabang- cabang kekuasaan yang ada. Akan tetapi karena suatu konstitusi itu merupakan produk zamannya, tidak jarang ia ditulis untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan waktu itu. Karenanya, sebenarnya tanpa adanya perubahan besar pun, reformasi konstitusi dapat dilakukan, baik melalui cara amandemen, perubahan dan penggantian konstitusi. Ini dilakukan ketika suatu konstitusi sudah tidak lagi mampu mengakomodasi kepentingan zamannya di atas mana proses penyelenggaraan negara hendak ditumpukan.

Reformasi konstitusi memang menjadi harapan besar untuk menciptakan pemerintahan yang lebih adil dan demokratis. Tapi, perjalanan menuju perubahan itu ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari masalah politik, hukum, sampai kondisi sosial masyarakat. Dalam bagian ini, kita akan mencoba menggali apa saja hambatan-hambatan utama yang sering muncul dalam proses reformasi konstitusi agar kita bisa lebih memahami bagaimana cara mengatasinya.Berikut tantangan dalam reformasi konstitusi :

  • Konsensus politik yang rapuh
  • Salah satu tantangan utama dalam upaya reformasi konstitusi adalah dengan mencapai konsesnsus politi yang kuat di antara berbagai kekuatan politik. Jika di dalam kabenet politik dipenuhi oleh sejumlah actor yang memiliki agenda dan kepentingan masing-masing. Dalam konteks ini, perbedaan pendapat yang tajam dan ketegangan politik dapat menghambat kemajuan reformasi konstitusi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, perdebatan tentang amandemen UUD 1945 menghadapi tantangan besar karena perbedaan pandangan yang dalam antara partai politik dan kelompok masyarakat.
  • Keterbatasan sistem hukum yang ada : Sistem hukum yang sudah ada kurang mampu menanggapi tantangan -- tantangan baru dalam konteks global yang terus berubah. Jadi sangat perlu diadakannya pembaruan untuk memastikan apakah konstitusi kitaa masi teteap relevan dan efektif atau tidak. Lalu penyempurnaan proses hukum dan peradilan juga menjadi prioritas dalam konteks reformasi ini.
  • Resistensi dari pihak-pihak yang terdampak :  Pihak yang terdampak oleh reformasi konstitusi bisa saja menunjukkan resistensi terhadap perubahan tersebut. Hal ini lah yang menajdi hambatan serius  dalam mewujudkan reformasi yang berkelanjutan dan inklusif. Misalnya, para elit politik yang sudah lama menikmati kekuasaan mungkin enggan untuk melepaskan kendali, sehingga menentang perubahan yang diusulkan.
  • Korupsi yang merajalela serta lemahnya penegakkan hukum : Korupsi yang terus meluas melemahkan kepercayaan publik yang dapat menghambat pelaksanaan konstitusi secara efektif. Sistem hukum yang belum sepenuhnnya mandiri dan transparan juga menjadi kendala utama
  • Ketidakmerataan Akses dan Partisipasi Politik : Faktor sosial ekonomi  dan budaya juga yang menyebabkan sebagian besar masyarakat sulit mengakses proses politik, sehingga reformasi konstitusi belum sepenuhnya mencerminkan aspirasi seluruh rakyat.

Setelah kita tahu tentang tantangan-tantangan yang dihadapi dalam reformasi konstitusi, sekarang saatnya melihat sisi positifnya. Reformasi ini sebenarnya membuka banyak peluang untuk membuat pemerintahan lebih baik dan adil. Dengan memperbarui konstitusi, kita bisa memperkuat demokrasi, melindungi hak-hak warga negara, dan membuat pemerintahan lebih transparan. Adapun peluang dan manfaat yang dumiliki dalam reformasi konstitusi :

  • Penguatan Hak Asasi Manusia (HAM) : Reformasi konstitusi menjadi momentum penting untuk memperkuat Hak Asasi Manusia. Dengan cara memasukkan ketentuan yang jelas, kuat dan tegas terkait hal asasi manusia ke dalam konstitusi maka kita dapat memperkuat fondasi sistem demokrasi kita.
  • Penguatan sistem pemerintahan yang lebih efektif : Reformasi konstitusi dapat memberikan kesempatan untuk memperbaiki sistem pemerintahan yang ada agar lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Ini termasuk peningkatan kualitas layanan publik dan pembangunan infrastruktur politik yang lebih kuat.
  • Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas : Melalui reformasi konstitusi, kita dapat mengembangkan mekanisme yang lebih efektif untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan. Hal ini akan membantu memperkuat prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang baik
  • Desentralisasi dan Otonomi Daerah : Reformasi membuka peluang bagi daerah untuk mengatur urusan pemerintahan secara mandiri, sehingga pelayanan publik dan pembangunan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan lokal.
  • Pemberdayaan Masyarakat Sipil : Reformasi membuka ruang partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan pembuatan kebijakan, memperkuat demokrasi dari bawah.

Reformasi konstitusi memang bukan hal yang mudah dan penuh tantangan. Banyak hal yang harus dihadapi, mulai dari praktik politik yang kadang masih jauh dari nilai-nilai demokrasi, masalah korupsi yang belum tuntas, sampai sistem hukum yang belum sepenuhnya kuat dan adil. Selain itu, tidak semua masyarakat bisa ikut berpartisipasi secara maksimal dalam proses politik, sehingga suara mereka belum sepenuhnya terdengar. Semua hal ini menjadi hambatan yang nyata dalam mewujudkan reformasi konstitusi yang ideal. Namun, jangan lupa bahwa reformasi konstitusi juga membawa banyak peluang positif. Dengan adanya perubahan dan penyesuaian dalam konstitusi, kita punya kesempatan untuk memperkuat demokrasi, memastikan hak-hak asasi manusia terlindungi dengan baik, dan membuat pemerintahan jadi lebih transparan dan bertanggung jawab. Selain itu, desentralisasi dan otonomi daerah yang lebih kuat membuat pelayanan publik bisa lebih dekat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Reformasi ini juga membuka ruang bagi masyarakat untuk lebih aktif ikut mengawasi dan berkontribusi dalam proses politik, sehingga demokrasi bisa berjalan lebih hidup dan inklusif. Kunci keberhasilan reformasi konstitusi ada pada komitmen semua pihak---pemerintah, lembaga negara, dan masyarakat untuk terus bekerja sama mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan semangat bersama dan upaya yang konsisten, kita bisa membangun sistem pemerintahan yang lebih adil, demokratis, dan berkelanjutan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun