Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Embun di Ujung Dedaunan (Perempuan Berkerudung Jingga)

23 Januari 2022   09:18 Diperbarui: 23 Januari 2022   09:23 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku jemput ya," ucapku.

Pagi yang kutunggu telah tiba. Ibu melihat tingkahku yang tak biasa. Aku bersemangat bangun, merapikan diri dengan wajah berseri. Aku lekas berpamitan untuk menjemput Naura. Ibu tak banyak bertanya, ia memberikan kunci mobilnya untuk dibawa.

"Tidak usah bawa motor hari ini," kata Ibu.

 Di kampus aku ceritakan perempuan berkerudung jingga itu kepada Rino dan Alvin. Mereka penasaran dengan mahasiswi jurusan Hubungan Internasional yang cantik dan sederhana. Sebelum aku menjemput Naura untuk pergi jalan-jalan, sengaja ku ajak berkenalan dengan teman-temanku. Mereka sepakat bahwa apa yang aku sampaikan sesuai dengan kenyataan.

Aku dan Naura pergi untuk makan siang. Naura tampak biasa saja ketika aku bersikap berlebihan. Apakah ia tak ada rasa terhadapku? Pertanyaanku terkuak dalam hati. Namun, baru bertemu dua kali sepertinya belum cukup untuk menumbuhkan rasa ini. Aku terlalu percaya diri untuk bisa mendapatkan hatinya.

"Nau, kamu akan menyelesaikan kuliah dua semester lagi. Apa rencanamu ke depannya?" Tanyaku untuk menjawab penasaranku.

"Setelah lulus aku akan bekerja pastinya, menikah, dan memiliki keluarga," jawab Naura.

"Untuk rencana kedua, apakah sudah ..."

Naura mengangkat telepon sebelum pertanyaanku selesai. Wajah bahagia tampak dipancarkan setelah ia menutup telepon genggamnya.

"Telepon dari siapa?" Rasa penasaran tak bisa dipungkiri.

"Sebentar lagi juga kamu akan tahu," jawab Naura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun