"Ok!" jawab Vicky diikuti Kalista dan Erika.
***
Tepat pukul lima sore setelah latihan basket aku mampir ke rumah Pak Naryo setelah mengantarkan Kalista dan sebelum pulang ke kost-an. Sekadar untuk menanyakan kabarnya dan sekaligus menceritakan keadaan di sekolah, apalagi dengan adanya guru baru yang menggantikan tempat Pak Naryo. Aku sebenarnya diminta Pak Naryo untuk tinggal bersamanya tetapi aku menolaknya. Aku tidak mau membuat keluarga Pak Naryo kesusahan. Setelah sampai di rumah yang sederhana dan bercat biru, aku langsung masuk rumah ketika Pak Naryo memanggilku dari teras rumah.
"Pasha, How are you and school?"
"Not good. Benar-benar membuat gempar satu sekolah ketika membicarakan guru baru itu?"
"Memangnya kenapa? Ada masalah dengan guru barumu itu?" tanya Pak Naryo kemudian.
"Pak, kebenaran pasti akan terbuka. Hampir semua siswa tidak menyukai guru baru itu yang sok dan penampilannya yang kurang sopan." Jawabku sedikit terbawa emosi.
"Tapi  kan enak dipandang, tidak seperti bapak yang sudah tua." Canda Pak Naryo.
"Penampilan boleh dibilang modern tetapi pengalaman Bapak lebih menjamin untuk mencerdaskan kami."
"Kamu tidak mengajak teman-temanmu datang ke sini?"
"Aku tadi mengantarkan Kalista dan langsung ke sini, Vicky dan Erika sedang ada acara."