Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Stilistika, Cinta, dan Seorang Pujangga

24 September 2021   09:44 Diperbarui: 24 September 2021   09:47 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertahta, sambil berkata:

"Tunjukkan perahu ke pangkuanku saja"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!

Perahu yang bersama 'kan merapuh!

Mengapa ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau

Kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri

Stilistika merupakan gaya kepenulisan si pengarang dalam menuangkan tulisannya. Pengertian stilistika lahir karena adanya ekspresi individual yaitu cara tersendiri dari seorang penulis dalam menyatakan atau menggambarkan sesuatu hal dengan mengemukakan bentuk-bentuk asosiasi, perumpamaan, perbandingan, atau kiasan yang tepat. Dengan demikian yang dikaji dalam stilistika bukan hanya makna yang dikandung dalam tulisan saja melainkan bahasa yang dipakai dapat dijadikan ciri khas dari seorang penulis.

Oleh sebab itu, setiap penulis memiliki gaya kepenulisan yang berbeda-beda sehingga dapat dijadikan bahan pengenalan dari pembaca kepada penulisnya. Dapat dikatakan dalam menulis puisi pun banyak penyair yang memiliki ciri khas tersendiri dengan pengolahan kata-katanya. Seperti halnya penyair dengan puisinya yang berjudul "Cintaku Jauh di Pulau" yang menancapkan kata-kata metafora yang perlu dikaji dengan pendekatan stilistika. Akhirnya perlu ditegaskan bahwa dalam pengkajian stilistika yang penting ialah menemukan ciri yang benar-benar memberikan efek tertentu kepada pembaca (atau pendengar), tidak sekadar menghitung frekuensi penggunaan sarana-sarana stilistika atau gaya bahasa kepenulisan dalam suatu karya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun