"Sudahlah. Tidur saja. Besok kau harus pergi mencari ayat itu lagi."
Dalam hitungan detik aku bersandar pada pangkuan seorang ibu. Entah siapa wanita separuh baya itu. Sepertinya ibu itu membelai rambutku dengan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Aku pun tertidur pulas.
"Badar, bangun." Bisikan itu meniupkan suaranya lagi di lubang telingaku.
Terkejut. Suara itu menyetel pikiranku.
"Kau ayat itu?"
"Di mana kau? Kau sudah membantu meringankan dosa mereka?"
"Bukan. Aku bukan ayat itu. Kau carilah ayat itu di atas ranting-ranting kering dekat rumahmu itu."
Aku pun berlari mengarah pada rumahku. Dan kutemukan pohon yang beranting itu. Pohon itu tidak tumbang. Ayat itu telah menguras dosa pohon itu sehingga pohon itu tidak turut berlari karena bencana dua hari yang lalu.
***
"Kau mencari ayat itu?"
Aku pun menganggukkan kepala. Dan gemetar di malam yang sunyi.