Indonesia bisa meniru Tiongkok dengan menggenjot pertumbuhan kelas menengah agar menjadi lokomotif perkembangan ekonomi Indonesia kedepannya. Jumlah penduduk yang besar yang dibarengi 52 juta jumlah kelas menengah tersebut, maka jikalaupun tidak bisa menyalip Tiongkok dengan dominasi ekonominya. Indonesia bisa membayangi Tiongkok untuk menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia.Tetapi setidaknya kini Indonesia telah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Kekuatan tenaga kerja sektor Informal Indonesia
Ketika krisis ekonomi melanda dunia pada 2008-2012 lalu, yang diawali dari kegagalan perekonomian Amerika Serikat yang berdampak terhadap Perekonomian dunia. Ada 3 negara dengan kategori negara berkembang yang tetap tumbuh positif. Yaitu Tiongkok, India dan Indonesia. Tiongkok dikala itu sempat menembus pertumbuhan ekonomi 8-10 persen, disusul dengan India dengan pertumbuhan 7-8 persen. Serta mengekor dibelakangnya Indonesia dengan pertumbuhan 6-6,5 persen.
Ketiga negara dengan populasi terbanyak di benua Asia tersebut memang dikenal sebagai negara berkembang yang terus tumbuh positif, meskipun diterpa krisis ekonomi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Apa yang menjadi kekuatan ketiga negara tersebut? kekuatan itu adalah sektor informal, bagi negara berkembang tentu sektor informal adalah penyelamat dalam perekonomian. Dimana dengan tingginya angka pengangguran tentu dapat ditekan dengan tumbuhnya sektor informal.
Indonesia bersama dengan Tiongkok dan India tentu tidak asing dengan tenaga kerja Informal. Jika dijelaskan secara sederhana, sektor informal adalah kemampuan membentuk peluang usaha baru, dalam hal ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pada krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1997-1998, perekonomian Indonesia ditopang oleh lahirnya para pekerja sektor informal yang membentuk peluang usaha. Sebagai contoh, ketika kita tenaga kerja terampil maupun tidak, menjadi pengangguran akibat kurangnya lapangan pekerjaan.
Maka jalan paling mudah adalah membentuk peluang usaha sendiri, entah itu pedagang kaki lima, pedagang asongan, maupun membuka rumah makan. Dimana sektor konsumsi memang masih menjadi salah satu peluang usaha yang menjadi primadona hingga kini.
Indonesia, India dan Tiongkok memang ketiga negara berkembang yang masih banyak didominasi oleh sektor tenaga kerja informal dalam perekonomiannya. Karena memang sektor informal adalah salah satu ciri dari negara berkembang.
Kelahiran tenaga kerja pada sektor informal, memang masih banyak dipandang sebelah mata kini. Padahal sektor ini terbukti ampuh mengurangi tingkat pengangguran dan tentu saja membantu perekonomian negara untuk tetap tumbuh, meskipun dilanda krisis ekonomi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Banyaknya para pekerja dalam sektor informal ini tentunya menunjukkan, bahwa kokohnya perekonomian Indonesia dalam goncangan krisis ekonomi yang kerap melanda Indonesia sejak krisis moneter 1997-1998 silam.