Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencoba Belajar dari Pengalaman Buruk, Kenapa Tidak?

19 Desember 2017   17:53 Diperbarui: 19 Desember 2017   18:38 2778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: developgoodhabits.com

Sebagai contoh, dahulu kita pernah menyia-nyiakan seseorang yang sebenarnya kita mencintainya. Tetapi karena  dia masih menjadi miliki kita, maka kita menganggap remeh dan menyia-nyiakan orang tersebut. Nah rasa memiliki dan mendominasi itu yang membuat kita menyia-nyiakan yang kita punya. Apalagi ketika kita selalu melihat keatas, dan merasa kurang dengan apa yang kita miliki saat ini.

Ketika orang tersebut meninggalkan kita, barulah terasa bahwa orang tersebut sangat berharga buat kita. "Kalau sudah tiada baru terasa", terbukti juga ternyata lagu bang Rhoma dalam hal ini.

Pengalaman buruk tersebut tentu akan memberikan kita kesempatan untuk berpikir, tak selamanya yang tak kita miliki itu lebih baik dibandingkan yang telah kita miliki. Ini adalah guru terhebatnya.

Cobaan akan kesulitan hidup akan membuat mental kita lebih tahan banting dalam kehidupan

Setiap manusia tentu sudah diberikan garis tangan masing-masing. Dimana rejeki dan jodoh setiap anak manusia sudah diatur sedemikian rupa oleh sang pencipta. Kesulitan hidup sudah pasti hampir semua manusia didunia pernah mengalaminya.

Tetapi yang digarisbawahi disini adalah, seberapa kuat kita menghadapinya. Ketika seorang manusia selalu terbiasa mengalami kesulitan, maka secara langsung mentalnya akan terbentuk secara sempurna.


Ibaratnya beigni, jika kita terbiasa hidup tanpa masalah, misalnya uang yang berkecukupan, tubuh yang selalu sehat, kisah asmara yang selalu lurus. Maka tentu saja kita terbiasa hidup tanpa masalah dan cobaan hidup yang berarti.

Namun ketika suatu waktu kita terjerumus dalam cobaan hidup terberat, maka kita akan terkejut dan mental kita tak cukup kuat untuk menghadapinya.

Pernahkah pembaca mendengar cerita tentang orang yang terbiasa kaya ketika tiba-tiba miskin ia menjadi gila? Itu adalah contoh bahwa ketika manusia terbiasa hidup senang tanpa masalah. Maka ia akan tak cukup kuat ketika menghadapi cobaan berat yang akan menimpanya secara tiba.

Meskipun ukuran kebahagiaan tak selalu uang, karena ukuran kebahagiaan lebih dari itu. Kekuatan mental akan baik tertempa ketika kita terbiasa menghadapi kesulitan hidup.

Sebagai contoh, mana yang lebih kuat antara orang yang sering putus cinta dengan orang yang lebih sering sukses dalam kehidupan cinta? Dan mana yang lebih kuat antara orang yang terbiasa hidup berkekurangan dengan orang yang terbiasa kaya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun