Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Program Unggulan Anies-Sandi yang Dinilai Bisa Menjadi Solusi Untuk Permasalahan Jakarta

28 November 2017   22:06 Diperbarui: 29 November 2017   00:09 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies-Sandi (Rengga Sancaya/detikcom)

Pada 14 November 2017 lalu Palu telah diketuk di DPRD DKI Jakarta, secara langsung APBD DKI Jakarta 2018 sudah bisa dijalankan mulai awal tahun 2018. Sah dan berjalannya APBD  DKI 2018 tersebut, juga menjadi angin segar bagi berjalannya program-program unggulan Anies-Sandi kedepannya.

Beban kerja Anies-Sandi cukup berat, karena dengan dukungan media massa yang minim. Tentu jika salah langkah, kebijakan Anies-Sandi bisa menjadi sasaran empuk media massa, yang kini beramai-ramai menjadi media kritis di era pemerintahan Anies-Sandi.

Menginggat DKI Jakarta itu adalah daerah penting, sehingga sudah pasti segala kebijakan Pemprov DKI Jakarta akan menjadi sorotan media massa nasional.

Berikut adalah program-program unggulan Anies-Sandi yang dapat menjadi solusi permasalahan Jakarta.

Hunian DP 0 Persen

Ini adalah program yang paling menjadi unggulan bagi Anies-Sandi, karena memang permasalahan hunian selalu menjadi permasalahan vital bagi masyarakat DKI Jakarta. Ketersediaan lahan yang terbatas, serta mahalnya harga tanah, tentu membuat orang berpenghasilan bawah. Bahkan hingga kalangan menengah memikirkan ulang untuk membeli rumah di Jakarta.


Sebagai contoh, untuk hunian layak dengan luas 70-100 m2 saja, untuk wilayah Jakarta bisa mencapai harga 700 juta-1 miliar rupiah. Hal itu dikarenakan memang pergerakan harga tanah di DKI Jakarta melambung tinggi setiap tahunnya.

Maka dari itu, tidak heran banyak para pekerja yang bekerja di Jakarta lebih memilih membeli rumah di daerah penyangga Jakarta seperti. Depok, Bogor, dan Tangerang karena harga jualnya lebih murah. Tetapi tetap saja, perlahan tapi pasti perumahan di daerah penyangga Jakarta pun diperkirakan akan melonjak tajam seiring pertumbuhan pemukiman didaerah penyangga Jakarta

Nah, tentu saja dengan adanya program hunian DP 0 Persen dari Anies-Sandi tersebut bisa menjawab keresahan warga Jakarta selama ini yang belum mampu membeli rumah. Karena pada saat ini hampir mayoritas warga Jakarta tidak memiliki rumah (Menyewa Rumah).

Apalagi dengan letak hunian rumah DP O persen yang diperkirakan akan berada dalam wilayah DKI Jakarta, akan membuat warga Jakarta semakin mudah mengakses tempat kerjanya di Jakarta. Ketimbang harus membeli rumah di daerah penyangga Jakarta.

Program Ok Oce

Ini adalah program bentukannya Wagub Sandiaga Uno, sebagai seorang pengusaha tentu Wagub Sandi memiliki perhatian khusus terhadap para wirausahawan. Terutama kalangan kecil dan menengah.

Ok Oce itu sendiri adalah singkatan dari One Kecamatan One Centre Entrepreneurship. Tujuan dari Program ini adalah mencetak wirausahawan baru di DKI Jakarta agar dapat menjadi Benchmark di daerah lain.

Sehingga tentu saja program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pemberian modal serta pendampingan usaha. Dimana para pengusaha-penguasaha suskes akan memberikan mentoring kepada penguasa-pengusaha baru untuk mengikuti jejak dari para pengusaha suskes tersebut.

Selain itu ada pemberian modal bantuan kepada para calon wirausahawan atau yang baru saja menggeluti dunia wirausaha serta wirausahawan kecil dan menengah. Fokus Anies-Sandi pada 5 tahun kedepan, dengan adanya pusat pelatihan wirausahawan pada setiap kecamatan di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Tentu langkah tersebut ingin menciptakan 200 ribu wirausahawan baru pada 5 tahun kedepannya, tentu saja jika langkah ini benar-benar sukses, maka tak terbayangkan berapa jumlah pengangguran di Jakarta akan dapat ditekan. Bahkan bisa berkurang secara signifikan. Dan tentu saja, kesuksesan program ini bia merembet dan menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Perlu diketahui, tingkat persentase pelaku usaha Indonesia masih tergolong rendah. Hanya 1 persen orang Indonesia alias 2,4 juta saja yang menjadi pengusaha, dari 240 juta penduduk Indonesia. Sedangkan Negara Tiongkok memiliki pengusaha sebanyak 14 persen dari 1,4 miliar jiwa penduduknya. Atau sekitar 196 juta pengusaha.

Sehingga tentu saja Ok Oce adalah solusi dari rendahnya jumlah pelaku usaha di Indonesia, apalagi Jakarta adalah wilayah kota yang berkontribusi hampir dari 20 persen perekonomian nasional. Tentu sangat disayangkan untuk warga Jakarta tidak melihat peluang ekonomi yang dimiliki Jakarta tu sendiri. Coba bayangkan, apa yang tidak laku di jual di Jakarta, terutama kuliner alias makanan. Karena kekuatan daya beli ekonomi Jakarta itu sendiri yang seharusnya bis menjadi peluang lahirnya para wirausahawan baru.

Ok Oce itu sendiri tentu akan berfungsi ganda, karena selain dapat menekan jumlah pengangguran di Jakarta. Ok Oce juga dapat meningkatkan jumlah pengusaha di Indonesia yang jumlahnya masih sangat jomplang persentasenya dibandingkan Negara Tiongkok, yang sudah menembus persentase 14 persen penduduknya yang menjadi pengusaha.

Kita harus mencontoh negara Tiongkok yang berhasil menumbuhkan para pengusahanya, yang kini bisa membuat negara Tiongkok jauh melesat tumbuh hingga menjadi raksasa ekonomi saat ini.

Ok Oce tentu bisa menjadi solusi dari rendahnya minat usaha para generasi muda, yang selama ini terdoktrin bahwa bekerja kantor alias menjadi pegawai adalah segala-galanya. Dan merupakan ukuran kesuksesan. Dan sepertinya program OK Oce ini mau mematahkan dan perlahan menghilangkan doktrin yang berkembang bahwa kesuksesan hanya didapat dengan menjadi pegawai saja. Padahal, wirausaha juga bisa menjadi jalan untuk menuju sukses, dan program OK Oce gagasan Wagub Sandi ini bisa menjadi solusinya.

Program Sembako Murah

Kesenjangan ekonomi adalah pemandangan yang biasa di Jakarta, sehingga jurang antara si miskin dan sikaya sangat kental terasa. Sebagai kota dengan pendapatan perkapita terbesar di Indonesia, yaitu USD.11.000 Pertahun. Tentu saja secara pendapatan perkapita Jakarta bisa dikatakan menyamai negara Malaysia.

Tetapi, sebagai kota yang berada di negara berkembang seperti Indonesia, Jakarta tentu saja masih menghadapi yang namanya kesenjangan sosial. Disribusi kekayaan di Jakarta belumlah merata.

Seperti yang pernah Gubenur Anies kemukakan pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Dimana ada 49 persen anak yang putus sekolah di Jakarta Utara. Hal itu tentu menandakan kesenjangan di Jakarta sangat begitu ketara.

Mahalnya harga sembako, tentu adalah permasalahan utama warga Jakarta yang tergolong tidak mampu, karena Jakarta adalah kota dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia.

Program sembako murah adalah salah satu program unggulan Anies-Sandi semenjak masa kampaye. Karena memang masalah mahalnya harga sembako di Jakarta adalah hal yang vital dirasakan rakyat miskin.

Wagub Sandi pada masa kampanye pernah berkata, dengan mengatur jalur distribusi serta memberikan subsidi yang tepat kepada rakyat berpenghasilan memengah ke bawah. Maka harga bahan-bahan pokok yang terus melonjak di Jakarta dapat ditekan bahkan bisa diturunkan.

Berdasarkan keterangan Wagub Sandi tersebut, tentu saja menyiratkan adanya monopoli harga bahan pangan, yang tentu saja adalah salah satu faktor yang menyebabkan tingginya harga bahan kebutuhan pokok di Jakarta.

Monopoli kerap dilakukan oleh tengkulak, sehingga dapat menyebabkan tingginya harga bahan pokok di Jakarta. Sehingga Anies-Sandi melihat hal ini dan menjadi perhatian serius pada programnya 5 tahun kedepan.

Revolusi Putih

 Program ini sebenarnya bukan sepenuhnya milik Anies-Sandi, karena program ini adalah usulannya Prabowo. "Revolusi Putih" adalah program dimana gerakan minum susu sejak dini diterapkan, agar bangsa Indonesia bisa mencetak generasi emas dimasa yang akan datang.

Revolusi putih itu sendiri lahir semenjak tahun 2008 silam, ketika Prabowo mendirikan partai Gerindra. Selain itu, pada Pilpres 2014, Revolusi Putih juga sempat menggelora, ketika menjadi program kampanye pasangan Prabowo-Hatta.

Sehingga Revolusi Putih selalu identik dengan Prabowo dengan Gerindra-nya. Meskipun sempat vakum setelah Pilpres 2014, riak-riak Revolusi Putih ala Prabowo ini sayup-sayup terdengar, dimana ini selalu menjadi program kerja partai Gerindra.

Tetapi semenjak Anies-Sandi memasuki Balaikota Jakarta, Revolusi ini kembali menguat, bahkan akan menjadi salah satu program unggulan Anies-Sandi. Hal itu diperkuat dari kunjungan adik Prabowo Hashim Dojojohadikusumo ke Balaikota Jakarta, pada kamis 26 oktober 2017 lalu.

Hashim membawa pesan, alias "Menititipkan" Revolusi ala Prabowo tersebut untuk dijalankan oleh Anies-Sandi. Respon dari Anies-Sandi pun positif, dimana pada APBD 2018 yang disahkan beberapa waktu lalu. Pemprov DKI Jakarta siap untuk menjalankan program tersebut.

Bahkan Pemprov DKI Jakarta itu sendiri sudah menyiapkan 885 Miliar Rupiah Dalam Rancangan Anggaran Pembangunan Daerah (RAPBD) 2018 mendatang. Meskipun mendapatkan pro dan kontra, terutama dengan Menteri Kelautan Susi yang semenjak dahulu mencanangkan "Gerakan Makan Ikan". Akan tetapi sepertinya Revolusi Putih tersebut akan tetap berjalan.

Seperti diketahui, mahalnya kebutuhan bahan pokok yang termasuk didalamnya betapa sulitnya masyarakat menengah kebawah memenuhi kebutuhan dasar gizi anaknya. Tentu akan mendapatkan jalan keluar dari adanya program yang akan menjadi prioritas Pemerintahan Anies- Sandi ini.

Revolusi Putih ini sendiri adalah memberikan sarapan dan makan siang gratis kepada murid-murid tak mampu secara ekonomi diseluruh wilayah DKI Jakarta. Seperti yang sudah saya sebut diatas, distribusi kekayaan Jakarta belum sepenuhnya terbagi secara merata. Sehingga dengan adanya Revolusi Putih ini bisa membuat masyarakat kecil dan menengah merasakan sedikit keadilan dari distribusi kekayaan di Jakarta itu sendiri.

Ditengah terpaan kritik dari masyarakat dan media massa, tentu beban kerja Anies-Sandi tidak lah ringan. Apalagi disaat artikel ini ditulis, baru 41 hari pemerintahan Anies-Sandi berjalan, dan terpaan kritik terus bertubi-tubi datang.

Maka dari itu, sebagai rakyat Indonesia (Terutama Warga DKI Jakarta) sudah seharusnya, kita berikan celah bagi Anies-Sandi untuk bekerja. Karena mereka bekerja untuk 5 tahun, dan tentu saja bukan untuk beberapa bulan saja. Mari kita Berikan kesempatan Anies-Sandi untuk membuktikan kinerja dan kualitasnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun