Mohon tunggu...
Mathias Herdyanto Sujono
Mathias Herdyanto Sujono Mohon Tunggu... -

"Bermimpilah setinggi langit,Jika engkau jatuh engkau jatuh di antara bintang-bintang" "Tuhan tidak akan merobah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya" Merdeka hanyalah suatu jembatan..." Soekarno

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arkhe

30 Juli 2014   03:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:53 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja mulai rebah

Menyembunyikan kemilaunya di balik bukit

Yang rumputnya mulai layu dan beralih warna

Menipu tatapan dengan sihir emasnya yang menguning



Gunung-gunung yang berjejer

Memperlihatkan keperkasaan bumi

Di balik tipu dayanya yang mempesonakan mata

Lantaran menyimpan aliran panas bumi yang ia muntahkan saat ia mau

Suara burung-burung merdu sampai ke kuping

Siulan yang seolah bernyanyi menjadi topeng riang mereka

Setelah merampas padi petani dan ikan nelayan

Merenggut ternak dan buah perkebunan

Manusia berebut waktu

Melangkah ke sana, pusing ke sini dan bingung sendiri

Berebut tempat dengan kata di kepala ‘tak punya waktu’

Merenggut nasib di tatapan sihir ciptaan idealis, karismatis dan spiritualis

Dan memberhentikan kretifitas dengan slogan ‘destiny’

‘should we believe in destiny’ merobek lidah pengagum takdir

‘some people do’ katanya dengan pongah

‘ehhh makanlah dulu baru membaca nasib di garis tangamu’ nyeledek dukun beranak

‘bah…bagaimana dengan kami yang tak punya tangan?’ protes orang yang tangannya buntung

Lantas?

‘lihatlah garis kerutan di jidatmu!’ idealis berujar ketus

Boro-boro melihat kerut di jidatmu

Tataplah kerutan langit

Pantulan kerutan wajahmu

Semakin hari semakin banyak

‘kau mulai tua kawan’ desah angin

‘karena harimu habis dengan menghitung’ bisik sepoi

Rumput bergoyang, gunung menjulang, burung terbang

Semua mengalir

Datang dan pergi

Ada yang menghilang, mati dan tumbuh kembali

Akankah kita?

Batusangkar, Sumatera Barat

Awal Pebruari 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun