Mohon tunggu...
Indah Pertiwi
Indah Pertiwi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesan Mahfud MD Soal Pentingnya Persatuan dan Kerukunan

19 September 2018   16:55 Diperbarui: 19 September 2018   16:57 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendekati masa Pemilu seperti ini, suhu politik makin memanas. Banyak pihak oportunis yang mulai mengadu satu sama lain sehingga masing-masing pendukung kubu terlihat berhadap-hadapan. Fitnah, ujaran kebencian hingga adu domba, seolah adalah makanan sehari-hari.

Melihat kondisi tersebut, sejumlah negarawan merasa sangat prihatin, salah satunya adalah Mahfud MD. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu merasa prihatin karena melihat perang di media sosial yang kebanyakan memperhadapkan kubu Jokowi dan kubu Prabowo sebagai musuh.

Kondisinya antar kedua kubu saling serang. Padahal,  itu jelas tidak baik untuk masa depan NKRI. Mahfud MD berpesan bahwa masyarakat telah diadu domba.

Kita harus pahami, Prabowo dan Jokowi bukanlah musuh, tetapi hanya dua warga negara yang saling berkompetisi secara politik. Keduanya sudah saling berkunjung, tak ada masalah diantara keduanya. ironinya, di kala masyarakat kalap, padahal Jokowi dan Prabowo itu rukun-rukun saja.

Mahfud MD sendiri mengajak kita semua untuk menjaga NKRI ini, dan mengimbau masyarakat untuk mendukung pasangan karena konsep dan integritasnya. Kalau, misalnya, karena agamanya, maka dukung yang benar-benar mengerti agama.

Bukan yang menjadikan agama, ulama dan umat sebagai tunggangannya, serta berbau radikal. Padahal kenyataannya mereka itu sholat saja tidak. Hal ini menunjukkan pasangan yang dijagokan memakai label agama, namun tidak paham agama.

Pilpres adalah ajang untuk memilih pemimpin selama 5 tahun. Ini adalah pesta demokrasi. Sungguh sangat rugi jika hanya karena Pilpres masyarakat saling bermusuhan, hingga merusak pondasi dan bangunan berbangsa dan bernegara Indonesia. Kita harus hindari itu.

Saat ini memang marak agama dijadikan komoditas politik. Menurut Mahfud MD penggunaan agama menjadi tameng politik dilihat dari dua sisi yaitu sisi waktu dan elit.

Yakni, kalangan waktu hanya berdasarkan emosi semata. Sedangkan kalangan politik menjadikan agama sebagai alat untuk meraih dukungan. Secara pskilogis, rakyat bisa emosi kalau agama dilecehkan. Hal itu dimanfaatkan untuk meraup suara, karena pemimpin tidak Islam namun dijadikan oleh elit politik menjadi "Sayalah yang Islam".

Kita harus pahami bersama bahwa kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan politik praktis. Oleh karena itu, kontestasi politik pada Pemilu 2019 nanti, jangan sampai merusak tatanan masyarakat, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun