Agak mengherankan ketika Metro TV menayangkan secara eksklusif wawancara dengan Setya Novanto yang notabene menjadi orang yang paling dicari di seantero Indonesia  pasca menghilang setelah upaya penjemputan paksa oleh KPK.(Rabu/15/11)
Melalui pemeriksaan polisi, kini terkuak bahwa Hilman wartawan Metro TV yang mewawancarai Setnov adalah orang yang mengemudikan mobil ketua DPR tersebut. Â Dan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polri.
Ada kesan kini Hilman berada dalam posisi terpojok, dan Metro TV tidak segencar TV One (bahkan tidak sama sekali) dalam menginformasikan bahwa ada jurnalis yang terlibat dalam insiden kecelakan itu. Pemimpin Redaksi Metro TV sendiri sedang melakukan penelusuran apakah Hilman melakukan pelanggaran kode etik atau aturan perusahaan. (sumber Kompas.com).Â
Sebenarnya apa yang terjadi? Harusnya Metro TV jangan mengorbankan kepentingan publik dan hukum demi mendapatkan berita aktual. Jika jurnalis tersebut mengetahui keberadaan Setya Novanto, sebagai seorang warga negara dan wartawan harusnya ia membantu negara agar KPK bisa menemuan Setya Novanto. Â Bukan terlebih dahulu membawa ke studio televisi untuk wawancara (pengakuan tersangka). Bukankah sebelumnya sudah ada wawancara meski hanya via telepon saja?
Skenario apa yang sedang dijalankan kita hanya bisa menerka. Â Namun sulit untuk Setnov berkelit lagi, karena ada jutaan pasang mata yang saat ini terus mengamati pergerakan yang ada, inchi demi inchi. Â Persis dengan himbauan Presiden Jokowi, agar Setnov kooperatif dalam menjalani proses hukum. Â Supaya lembaga DPR terjaga marwahnya. Satu lagi agar jurnalis juga tetap menjaga profesionalitasnya demi kepercayaan publik terhadap profesi mulia ini.