Mohon tunggu...
Washinton Dedy
Washinton Dedy Mohon Tunggu... Relawan - Orang awam

Hanya orang biasa, bukan siapa2....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoal Wawancara Eksklusif Metro TV Dengan Setnov

17 November 2017   21:57 Diperbarui: 23 November 2017   17:16 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agak mengherankan ketika Metro TV menayangkan secara eksklusif wawancara dengan Setya Novanto yang notabene menjadi orang yang paling dicari di seantero Indonesia  pasca menghilang setelah upaya penjemputan paksa oleh KPK.(Rabu/15/11)

Melalui pemeriksaan polisi, kini terkuak bahwa Hilman wartawan Metro TV yang mewawancarai Setnov adalah orang yang mengemudikan mobil ketua DPR tersebut.  Dan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polri.

Ada kesan kini Hilman berada dalam posisi terpojok, dan Metro TV tidak segencar TV One (bahkan tidak sama sekali) dalam menginformasikan bahwa ada jurnalis yang terlibat dalam insiden kecelakan itu. Pemimpin Redaksi Metro TV sendiri sedang melakukan penelusuran apakah Hilman melakukan pelanggaran kode etik atau aturan perusahaan. (sumber Kompas.com). 

Sebenarnya apa yang terjadi? Harusnya Metro TV jangan mengorbankan kepentingan publik dan hukum demi mendapatkan berita aktual. Jika jurnalis tersebut mengetahui keberadaan Setya Novanto, sebagai seorang warga negara dan wartawan harusnya ia membantu negara agar KPK bisa menemuan Setya Novanto.  Bukan terlebih dahulu membawa ke studio televisi untuk wawancara (pengakuan tersangka). Bukankah sebelumnya sudah ada wawancara meski hanya via telepon saja?

Skenario apa yang sedang dijalankan kita hanya bisa menerka.  Namun sulit untuk Setnov berkelit lagi, karena ada jutaan pasang mata yang saat ini terus mengamati pergerakan yang ada, inchi demi inchi.  Persis dengan himbauan Presiden Jokowi, agar Setnov kooperatif dalam menjalani proses hukum.  Supaya lembaga DPR terjaga marwahnya. Satu lagi agar jurnalis juga tetap menjaga profesionalitasnya demi kepercayaan publik terhadap profesi mulia ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun