Mohon tunggu...
Delis Yayi Siti Maryam
Delis Yayi Siti Maryam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya Delis Yayi Siti Maryam, saya seorang penulis pemula. Saya sering menulis berbagai macam artikel, seperti artikel kegiatan, riview buku, film, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Serial Gadis Kretek: Diskriminasi Perempuan di Balik Racikan Kretek

21 November 2023   06:58 Diperbarui: 21 November 2023   07:08 6287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Premis Unik dengan Nuansa Lokal yang Kental

Bukan tanpa sebab serial ini debut di Busan International Film Festival 2023 (4/10) dan sukses memikat atensi masyarakat Indonesia. Serial ini menampilkan sisi lain dari peracikan saus kretek yang akan diolah menjadi sebatang rokok. Kebiasaan mengisap rokok kretek sudah melekat dengan warga lokal sehingga premis yang ditawarkan Gadis Kretek punya daya tarik tersendiri.

Sebagai perwakilan film Indonesia di ajang internasional, Gadis Kretek mengungkap kehidupan pekerja di pabrik kretek, peracikan saus kretek yang khas, dan kisah romansa dengan latar sosial di Jawa. Premis dan latar ini menampilkan "wajah" Indonesia kepada penonton di luar negeri dalam balutan plot asmara.

Potret Diskriminasi Perempuan di Balik Racikan KretekSerial Gadis Kretek

Sumber: Netflix
Sumber: Netflix

 Menyoroti kehidupan Jeng Yah (Dasiyah) yang merupakan anak perempuan pertama dari Idrus Muria, pebisnis kretek terbesar di kotanya. Meski sukses, Idrus Muria tidak dikaruniai anak laki-laki sehingga Jeng Yah ditunjuk menjadi mandor di pabrik kretek miliknya.


Akan tetapi, status "perempuan" yang disandang Jeng Yah membuatnya mendapatkan diskriminasi di pabrik kretek. Jeng Yah tak diizinkan berkontribusi dalam peracikan saus kretek karena stigma yang keliru tentang perempuan. Sebagai wanita berhati tangguh, Jeng Yah pun berusaha mendobrak batasan yang diberikan padanya.

Tidak hanya menampilkan potret diskriminasi, serial ini juga menyoroti stigma-stigma keliru yang disematkan kepada perempuan. Stigma yang disoroti adalah kedudukan perempuan di tatanan sosial dan rumah tangga, serta perihal pernikahan.

Jeng Yah yang dipercaya untuk mengurus bisnis kretek pun tenggelam dalam pekerjaannya. Alhasil, Jeng Yah belum menikah di usia yang dianggap tua oleh orang-orang di lingkup sosial dan akhirnya selalu digunjingkan. Orang tuanya juga menaruh harapan agar Jeng Yah segera menemukan pujaan hati.

Jeng Yah sebenarnya jatuh cinta pada seorang lak-laki yang tidak sengaja ditemuinya di pasar, yaitu Soeraja. Setelah Idrus Muria mengajak Soeraja untuk bekerja di pabrik, Jeng Yah semakin jatuh hati pada pria itu. Perjalanan cinta mereka pun dimulai di pabrik kretek.

Gadis Kretek Tampilkan Konflik Asmara yang Klasik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun