Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Umrah sebagai Sebuah Pengalaman Keberagamaan

21 Februari 2023   19:07 Diperbarui: 21 Februari 2023   19:12 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana masjidil haram (Dokpri)

Ketimbang menempatkan agama dan keberagamaan sebagai objek yang mesti dikritisi, James melihat keberagamaan sebagai objek yang mesti dimengerti. Keberagamaan sebagai sebuah pengalaman psikologis yang kerap sulit dijangkau secara rasional. Sangat personal dan beragam.

Dalam "The Varieties of Religious Experience" James menulis, "The feelings, acts, and experiences of individual in their solitude, so far as they apprehend themselves to stand in relation to whatever they may consider as divine."

Keberagamaan adalah seluruh perasaan, tindakan serta pengalaman individu manusia dalam kesendirian mereka, ketika mereka berhubungan dengan sesuatu yang mereka anggap illahiah atau yang maha suci.

Sebagai sebuah pengalaman individual, James menyebutkan bahwa orang akan menjalani pengalaman keberagamaan dengan penuh penghayatan, emosional dan juga bergairah. Bentuknya beragam serta sulit didefinisikan dengan kata-kata.

Ketika Umrah, kita akan melihat lelaki bermuka Eropa shalat. Namun berbeda dengan keumuman orang Eropa yang dikenal rasional, lelaki tersebut terlihat tersedu-sedu tanpa buatan ketika sujud. Hal yang juga terjadi pada Jamaah lain baik ketika mereka Shalat, Thawaf atau Sa'i.

Dalam Umrah juga kita akan melihat Jamaah sebuah negara dimana lelakinya berpegangan tangan erat mengelilingi perempuan. Bukan untuk mengekang perempuan, tapi untuk melindunginya. Mereka bergerak bersama menuju Ka'bah sambil mengucap talbiyah dengan wajah tertunduk dan kadang berlinang air mata.


Wajah yang tertunduk pasrah serta air mata yang bercucuran, seperti menjadi pandangan umum orang yang sedang Umrah.

Pengalaman keberagamaan itu sangat emosional. Karenanya jauh dari Makkah, ada banyak orang yang tidak bisa menerima ketika simbol-simbol keagamaan dipermainkan. Seperti ucapan Takbir dipelesetkan menjadi "Take Beer." Selain tidak menjadi lucu, keberagamaan itu sesuatu yang sangat emosional. Sensitif bila dipermainkan.

Pengalaman keberagamaan juga kerap membuat manusia menjadi lebih berenergi. Ketika Umrah, orang bergairah mengelilingi Ka'bah dan ingin mencapai Hajar Aswad. Meski harus berdesakan dengan orang berpostur tinggi dan kekar. Usai Umrah atau Haji, banyak yang bergairah lagi menjalani kehidupan yang kerap menyesakan. Bahkan beberapa diantaranya aktif melakukan gerakan transformasi masyarakat yang cukup radikal.

Lalu adakah yang bisa menjelaskan kenapa mereka seperti itu?

Seperti dikatakan sebelumnya, pengalaman keberagamaan itu sangat sulit diungkap dalam kata-kata. Karena sangat personal dan berbeda antara satu dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun