Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca Kembali Pemikiran Alm. Kuntowijoyo: Dari Perlunya Mengilmui Islam sampai Tidak Perlunya Partai Islam (1)

9 Juli 2019   22:13 Diperbarui: 9 Juli 2019   22:40 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ISP dicetuskan Almarhum juga karena ada kamendegan ilmu sosial akademis dan ilmu sosial kritis yang hanya menjelaskan fenomena sosial saja. Kemandegan ini sempat dipecahkan dengan kemunculan Ilmu Sosial Transformatif yang juga berupaya mentranformasikan masyarakat. Hanya saja kemunculan ilmu sosial transformatif tidak bisa memberikan jawaban jelas atas pertanyaan kemana arah transformasi itu akan dilakukan.

ISP tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial tapi juga memberi petunjuk ke arah mana transformasi itu dilakukan, untuk apa dan oleh siapa. ISP tidak sekedar mengubah demi perubahan, tapi mengubah berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu. Karenanya ISP secara sengaja memuat kandungan nilai dari cita-cita perubahan yang diidamkan masyarakat.

Bagi Almarhum sendiri cita-cita perubahan Islam itu dasarnya terdapat di surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi "Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan kebaikan, mencegah kemungkaran (kejahatan) dan beriman kepada Allah". Dari ayat ini, terkandung tiga muatan nilai ISP yaitu humanisasi (Menegakan kebaikan/amar ma'ruf), liberasi (mencegah kemungkaran/nahi munkar) dan transendensi (tuminuna billah).

Ide ini diilhami oleh Sir Muhammad Iqbal ketika berbicara peristiwa Mi'raj Nabi Muhammad. Menurut Iqbal, seandainya Nabi itu seorang mistikus, maka sejatinya beliau tidak akan kembali lagi ke Bumi ketika sudah bertemu Tuhannya. Karena selai itu adalah cita-cita tertinggi, juga disana Nabi sudah merasa tentram bertemu Tuhan dan berada di sisinya.

Namun ternyata Nabi kembali ke Bumi untuk menggerakan perubahan sosial, untuk mengubah jalannya sejarah. Beliau memulai suatu tranformasi sosial budaya, berdasarkan cita-cita profetik.

Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia. Karena sekarang ini kita mengalami proses dehumanisasi dimana masyarakat industrial sudah menjadikan kita sebagai masyarakat abstrak tanpa wajah kemanusiaan. Orang mengalami objektivasi ketika berada di tengah-tengah mesin-mesin politik dan mesin-mesin pasar.

Tujuan liberasi adalah pembebasan bangsa dari kemiskinan, keangkuhan teknologi, dan pemerasan kelimpahan. Kita menyatu rasa dengan mereka yang miskin, mereka yang terperangkap dalam kesadaran teknoloratis dan mereka yang tergusur oleh kekuatan ekonomi raksasa.

Sementara Tujuan transendensi adalah menambahkan dimensi transendental dalam kebudayaan. Kita sudah banyak menyerah kepada arus hedonisme, materalisme dan budaya yang dekaden. Kita percaya bahwa sesuatu harus dilakukan, yaitu membersihkan diri dengan mengingatkan kembali dimenstri transendental yang menjadi bagian sah dari dimensi kemanusiaan. kita ingin merasakan kembali dunia ini sebagai rahmat Tuhan.

Dengan Ilmu sosial profetik, kita juga akan melakukan reorientasi terhadap epistemologi, yaitu reorientasi terhadap mode of though dan mode of inquiry, bahwa sumber pengetahuan itu tidak hanya dari rasio dan empiris, tapi juga dari wahyu.

Namun almahurm mengingatkan bahwa dengan gagasan ISP ini, orang tidak perlu menghidap kekhawatiran yang berlebihan terhadap dominasi sains Barat dewasa ini. Betapapun, dalam proses Theory-building, kita memang tak dapat menghindarkan terjadinya peminjaman dari dan sintesis dengan khazanah ilmu barat.

Dari sisi sejarah Islam, maka pengingatan almarhum ini pada dasarnya bisa diamini. Islam pernah menjadi sangat dominan dan pioner dalam peradaban manusia di abad pertengahan, ketika Eropa sedang mengalami abad kegelapan, justru ketika dirinya membuka diri kepada capaian yang sudah diperoleh bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun