Meski orang Islam tidak sepakat dengan seni patung Yunani yang kerap mengeksploitasi sisi erotis perempuan, namun orang Islam menerima dengan sangat terbuka filsafat Yunani dan bahkan menjadi penterjemah dan penjelas warisan pemikiran Yunani.
Walau orang Islam menentang praktek ibadah orang Persia, namun dari Persia orang Islam belajar birokrasi sehingga bisa menata negaranya dengan sangat baik. Begitu juga dengan India. Meski penduduk India dominan beragama Hindu, tetapi dari India lah orang Islam belajar tentang Matematika.
Ketika menjelaskan operasionalisasi ISP, Almarhum membandingkannya dengan teori sosial Marxist. Dalam perspektif marxist, basic struktur (ekonomi) adalah alas perubah supra struktur (kesadaran). Sementara secara sosiologis, masyarakat menurut Karl Marx dibagi menjadi proletar dan borjouis dan tujuan akhir dari perubahan adalah terjadinya kesamaan kelas.
Sementara menurut ISP, orang Islam itu bergerak karena kesadaran bukan motif ekonomi. Karenanya supra struktur lah yang merubah basic struktur. Lalu secara sosiologis, masyarakat itu dibagi dalam dua, yaitu orang dholim (penganiaya) dan madhlum (yang dianiaya) dan tujuan perubahan itu bukan kesamaan kelas tapi keadilan.
Lalu bagaimanakah pemikiran almarhum tentang Politik dan Partai Politik?Hal itu kita bahas di episode ke dua saja. Ini sudah malam, waktunya tidur.