Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film

The Departed dan KPK

9 Oktober 2018   14:33 Diperbarui: 9 Oktober 2018   14:33 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Menit-menit menuju ending film yang mengejutkan ini, membuat kita bertambah mengejutkan tentang bagaimana cara Manohan menunjukan akhir hidup dari Colin dan Costigan itu sendiri. Tidak biasa, tidak terprediksi dan tidak sesuai harapan banyak penonton.

Diluar kedua hal diatas, maka yang sangat menarik bagi saya dari film ini adalah ketika mengaitkannya dengan KPK. Iya, KPK. Komisi Pemberantasan Korupsi yang sangat populer di Indonesia ini. Kenapa saya menambahkan dengan KPK?Karena tanpa sengaja hanya selang beberapa menit setelah saya menonton film lawas ini, di salah satu Group WA ada yang mengirim link dengan judul yang menarik berkaitan dengan KPK. Link nya adalah sebagai berikut : https://investigasi.tempo.co/287/dokumen-pemeriksaan-yang-menghilang

Sebagaimana layaknya hasil investigasi, pastinya jauh berbeda dengan berita online yang sehari-hari dikonsumsi publik. Panjang, mendalam dan disertakan beberapa bukti untuk meyakinkan pembaca. Begitu juga laporan hasil investigas ini. Tidak hanya berisi tulisan yang panjang, runtut, logis, hasil cross check wartawan dan wawancara nara sumber saja, tetapi juga ditambah foto document dan rekaman video untuk menunjang kebenarannya.

Secara singkat investigasi ini berkaitan dengan kasus Patrialis Akbar. Mantan hakim Mahkamah Konstitusi yang didakwa menerima suap import daging sapi. Ternyata dalam proses persidangan kasus ini, ada document hasil pemeriksaan para 12 penyidik KPK yang tidak disertakan KPK dalam proses persidangan. Dokumen tersebut sangat vital karena berkaitan dengan aliran dana suap CV Sumber Laut yang Perkasa yang ternyata tidak hanya sampai ke rekening Patrialis Akbar saja.

Masalahnya adalah ternyata dalam document yang tidak disertakan itu, menyebutkan bahwa aliran dana suap import daging sapi juga sampai ke para pejabat negara dan petinggi polri yang selama ini tidak pernah disinggung-singgung namanya. Diantaranya adalah Jendral Polisi Tito Karnavian yang ketika itu menjadi Kapolda Metro Jaya dan sekarang menjabat sebagai Kapolri. Sebagaimana The Departed, hal yang menjadi menarik adalah ketika yang menghapus document itu ternyata para penyidik kepolisian yang bertugas di KPK.

Menjadi sangat mencengangkan adalah, ketika para penyidik KPK yang sudah tertangkap basah menghilangkan barang bukti, hanya dihukum dengan dikembalikan ke institusi asalnya di kepolisian. Menurut Ketua KPK, Agus Raharjo, itu adalah sanksi terberat yang harus diterima oleh penyidik KPK yang berasal dari kepolisian. Sementara faktanya; para penyidik KPK yang sudah dikembalikan ke kepolisian, justru karirnya makin moncer. Satu mantan penyidik KPK, Roland, dilantik menjadi Kepala Kepolisian Resort Cirebon. Sementara satu lagi, Harun, mendapat kesempatan mengikuti Sekolah Staf dan Pimpinan Menangah lalu diberi jabatan sebagai Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi Polda Metro Jaya sampai pada akhirnya menjadi Kepala Sub Direktorat Fiskal, Moneter dan Devisa Polda Metro Jaya.

Ketika membaca laporan hasil investigas ini, saya membayangkan apa yang dilakukan Harun dan Roland di KPK tidak berbeda dengan apa yang dilakukan Colin di Kepolisian. Bila yang pertama dan kedua berhasil menghilangkan bukti-bukti penyidikan sehingga atasan mereka di kepolisian yang sudah menempatkan mereka di KPK tidak diproses hukum, maka begitu juga dengan Colin dalam The Departed. Colin berhasil membelokan berbagai macam rencana penyergapan kepolisian terhadap Frank Costello sehingga Costello, orang yang menempatkannya di kepolisian, berhasil meloloskan diri dari sergapan polisi.

Bila dalam The Departed digambarkan betapa suramnya dunia gangster dan kepolisian di Amerika, laporan investigasi Tempo seolah seperti menggambarkan Indonesia yang lebih suram. Lebih buram dari dunia gangster dan kepolisian dalam The Departed.

Mungkin yang berbeda dari film ini adalah akhir hidup para "mata-mata" itu. Bila dalam The Departed Colin ditembak mati karena menjadi kaki tangan Costello di kepolisian, maka dalam laporan investigasi Tempo, hidup Roland dan Harun berjalan mulus setelah berhasil membelokan penyidikan KPK. Keduanya malah mendapat promosi jabatan yang cukup menggiurkan. Tidak peduli bahwa apa yang mereka lakukan itu telah merusak proses penegakan hukum di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun