Mohon tunggu...
Delia Nur Eka Pebriyan
Delia Nur Eka Pebriyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan s1 jurusan Ilmu Komunikasi di salah satu kampus swasta di Bandung yaitu Universitas Komputer Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PKL Bukan Pilihan, Kami Keterbatasan Pekerjaan Formal

15 November 2023   05:49 Diperbarui: 15 November 2023   06:05 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, pedagang kaki lima tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari pemandangan jalanan. Saya berkesempatan untuk duduk bersama seorang pedagang kaki lima berpengalaman, Pak Imron, untuk mendengarkan kisah perjuangan dan harapannya sebagai pekerja jalanan.

Menurut Pak Imron, awalnya dia memulai sebagai pedagang kaki lima karena keterbatasan pekerjaan formal. "Saya harus mencari cara untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan inilah yang bisa saya lakukan," katanya. Pilihan ini juga memberinya kebebasan untuk mengatur waktu dan lokasi berjualan.

Tantangan utama yang dihadapi pedagang kaki lima adalah persaingan ketat dan kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi. "Hujan atau panas terik dapat sangat mempengaruhi pendapatan harian kami," tambahnya. Meskipun demikian, semangat dan ketekunan Pak Imron tetap terpancar dalam setiap kata yang diucapkannya.

Mengenai kualitas produk, Pak Imron menekankan pentingnya menjaga standar tinggi meskipun berjualan di jalanan. "Kami harus memberikan yang terbaik kepada pelanggan, karena itu yang membuat mereka kembali," ungkapnya.

Terkait teknologi, Pak Imron mengakui bahwa penggunaan media sosial telah membantu meningkatkan visibilitasnya. "Saya memiliki pelanggan setia yang menemukan saya melalui Instagram dan Facebook. Itu membuat bisnis semakin berkembang," jelasnya.

Namun, di balik perjuangan sehari-hari, Pak Imron memiliki harapan besar untuk masa depan. "Saya berharap bisa membuka gerai tetap dan melibatkan anggota keluarga dalam bisnis ini," tuturnya dengan penuh semangat.

Sebagai pesan akhir, Pak Imron berbagi saran bagi masyarakat yang mungkin kurang memahami realitas hidup pedagang kaki lima. "Mari saling menghormati dan memahami bahwa setiap pekerjaan memiliki cerita dan perjuangannya masing-masing," pungkasnya.

Wawancara ini mengungkap sisi manusiawi di balik setiap gerobak dan tenda yang menjual kebutuhan sehari-hari. Pedagang kaki lima bukan hanya pekerja jalanan, melainkan individu dengan mimpi dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun