Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, pedagang kaki lima tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari pemandangan jalanan. Saya berkesempatan untuk duduk bersama seorang pedagang kaki lima berpengalaman, Pak Imron, untuk mendengarkan kisah perjuangan dan harapannya sebagai pekerja jalanan.
Menurut Pak Imron, awalnya dia memulai sebagai pedagang kaki lima karena keterbatasan pekerjaan formal. "Saya harus mencari cara untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan inilah yang bisa saya lakukan," katanya. Pilihan ini juga memberinya kebebasan untuk mengatur waktu dan lokasi berjualan.
Tantangan utama yang dihadapi pedagang kaki lima adalah persaingan ketat dan kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi. "Hujan atau panas terik dapat sangat mempengaruhi pendapatan harian kami," tambahnya. Meskipun demikian, semangat dan ketekunan Pak Imron tetap terpancar dalam setiap kata yang diucapkannya.
Mengenai kualitas produk, Pak Imron menekankan pentingnya menjaga standar tinggi meskipun berjualan di jalanan. "Kami harus memberikan yang terbaik kepada pelanggan, karena itu yang membuat mereka kembali," ungkapnya.
Terkait teknologi, Pak Imron mengakui bahwa penggunaan media sosial telah membantu meningkatkan visibilitasnya. "Saya memiliki pelanggan setia yang menemukan saya melalui Instagram dan Facebook. Itu membuat bisnis semakin berkembang," jelasnya.
Namun, di balik perjuangan sehari-hari, Pak Imron memiliki harapan besar untuk masa depan. "Saya berharap bisa membuka gerai tetap dan melibatkan anggota keluarga dalam bisnis ini," tuturnya dengan penuh semangat.
Sebagai pesan akhir, Pak Imron berbagi saran bagi masyarakat yang mungkin kurang memahami realitas hidup pedagang kaki lima. "Mari saling menghormati dan memahami bahwa setiap pekerjaan memiliki cerita dan perjuangannya masing-masing," pungkasnya.
Wawancara ini mengungkap sisi manusiawi di balik setiap gerobak dan tenda yang menjual kebutuhan sehari-hari. Pedagang kaki lima bukan hanya pekerja jalanan, melainkan individu dengan mimpi dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.