Mohon tunggu...
Delfa Suryasi
Delfa Suryasi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas bina bangsa getsempena

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Rohingya, Etnis 'Terusir' Dari Myanmar

14 April 2025   13:44 Diperbarui: 14 April 2025   13:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: google 

Banyak dari Rohingya menguasai kota Meiktila dengan profesi pedagang dan pebisnis. Bangunan-bangunan besar seperti hotel dan perusahaan konstruksi kebanyakan dimiliki oleh Rohingya. 

Berkat kegigihan dalam bekerja, perekonomian Burma dipegang oleh mereka. Sama seperti para pedagang Arab di masa lampau, muslim Rohingya tak hanya berdagang saja. Mereka juga melakukan dakwah demi menyebarluaskan agama Islam kepada penduduk setempat.

Saat itu, Burma merupakan negara yang mayoritasnya beragama Buddha. Kehadiran agama baru menyebabkan ketimpangan dalam kehidupan.

Mereka tak senang dengan perkembangan dan kemajuan Islam yang membuat penduduk asli serta agama Buddha merasa didiskriminasi di negara sendiri. Satu-satunya agama yang boleh berkembang di Burma hanyalah Buddha. Jika eksistansinya terancam, maka harus ada tindak pencegahan, apapun caranya.

Sebuah isu tiba-tiba datang menerpa. Akibat simbol 786 dipasang di setiap warung milik Rohingya, beberapa oknum menyalahartikan maknanya dan menyebar provokasi.

Islam dianggap menjadi ancaman bagi para penganut agama Buddha. Terlebih lagi, perkembangan agama Islam yang dianut Rohingya semakin berkembang.

Rasa takut terhadap Islam akhirnya menjadi salah satu penyebab konflik. Padahal 786 merupakan pengganti kalimat bismillah sebagai tanda warung yang menjual makanan halal.

Kelompok penyerang tersebut tak hanya menyasar muslim Rohingya saja, tapi semua muslim yang ada di sana. Kerusuhan terjadi mana-mana.

Banyak dari Rohingya memilih menyelamatkan diri dengan lari ke negara-negara tetangga dan Asia Tenggara. Mereka memilih mengarungi lautan ganas demi mempertahankan nyawa. 

Pada Mei 2012 timbul konflik baru. Bermula dari foto forensik milik mayat perempuan etnis Rakhine. Tuduhan mengarah pada tiga pemuda etnis Rohingya yang diduga dalang dari pembunuhan tersebut.

Rasa gelap mata, ditambah kebencian telah mengakar kuat sejak lama membuat para pemuka agama dan masyarakat menyerang etnis Rohingya. Banyak dari mereka terbunuh hingga meletuslah konflik baru pada bulan Juni di tahun yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun