Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... Penulis - Imajinasi dan Logika

Akun Kompasiana Pertama yg saya lupa password-nya dan Terverifikasi : http://www.kompasiana.com/sn web: www.sarinovita.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Selamatkan Kelapa melalui Festival Kelapa Internasional

6 September 2017   03:32 Diperbarui: 6 September 2017   06:08 2123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penyortiran Kelapa (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Dari hulu ke hilir, komoditas kelapa mengalami kekusutan yang tak berbeda dengan komoditas lain. Padahal permintaan komoditas kelapa mengalami peningkatan di luar dan dalam negeri, sayangnya kita tidak bisa memenuhinya. Permasalahan lainnya: peralatan  dan produksi produk olahan masih terbatas, pengetahuan budidaya dan pemasaran yang minim, dan belum adanya komunitas/organisasi pelaku industry yang solid.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pohon kelapa memiliki potensi yang besar dari buah, batang, serabut sampai tangkai daunnya bisa dijadikan produk turunan. Batangnya bisa digunakan untuk bahan bangunan dan mebel [furniture]. Tangkai daun sering dan masih kita gunakan sebagai lidi.

Beberapa produk turunan dari buah kelapa:

  1. Kesehatan. Sekitar 20 manfaat air kelapa hijau untuk kesehatan. Itu barunya airnya saja. Dagingnya dapat menurunkan kolesterol jahat [LDL] dengan meningkatkan kolesterol baik [HDL].  Lemak jenuh yang ada pada kelapa mudah dipecah/urai sehingga tidak memicul gejala kolesterol tinggi. Asam lemak rantai juga berfungsi sebagai anti-protozoa, antibakteri, anti-virus, antifungal, antioksidan, antiviral dan sebagainya. Buah kelapa juga baik untuk menjaga daya ingat dan diet. VCO juga sering digunakan sebagai dog treat.
  2. Kecantikan dan tubuh. Penyubur rambut,  hair conditioner, hair tamer, toothpaste, moisturizer lotion/oil, cream shaving, deodorant,  vitamin kulit, pencegah penuaan dini [bisa gunakan produk VCO-nya], dan lainnya.
  3. Kuliner. Cooking oil, santan, nasi lemak, bumbu rendang, gelendo [serundeng], klaapertaart,  skim [nata de coco], pembuat alcohol [cuka], arang, dan minuman.
  4. Kerajinan tangan. Gelang, topi, kalung, topeng, tikar, tas,
  5. Mebel. Gazebo, lantai kayu, pilar, kerangka perahu, jembatan, dan sebagainya.

Melihat permasalahan yang terjadi, terlebih lagi hasil study American Heart Association bulan Juni 2017 bahwa kelapa dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, menjadi pro dan kontra. Bahkan tidak sedikit masyarakat Amerika tidak setuju dan hasil penelitian itu membingungkan, beberapa mengatakan itu hanyalah politik. Mengutamakan masalah komoditas kelapa di Indonesia, tanaman ini sangat potensial, edukasi dan produktivitas produk turunan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat dan devisa bagi negara.

Hari Kelapa Dunia jatuh pada tanggal 2 September, untuk memperingatinya, Pemerintahan Daerah Propinsi Riau mendapatkan kesempat menggelar Festival Kelapa Internasional, 9 -11 September 2017,  Indragiri, Tembilahan, Riau. Kawasan Indragiri merupakan area terbesar perkebunan kelapa di Indonesia dan sebesar 70% ekonominya bertumpu pada komoditas kelapa. Sering diungkapkan bahwa kawasan Indragiri sebagai hamparan kelapa dunia dan mempunyai tingkat kerapatan paling padat, setiap 1 kilometer bisa ditemukan bisa ditemukan rata-rata 4000 pohon kelapa [Sulawesi 2000, Jawa Timur 600 pohon].

Festival ini untuk membangkitkan kesadaran bahwa dari segi ekonomi saja dapat menggerakan ekonomi kerakyatan. Sekitar 429 hektar di hilir, 30%-nya merupakan kebun yang sudah rusak dan ini adalah ancaman nyata bahwa sector hulu di Indonesia sudah parah dan tingkat produktivitas rendah. Adanya festival Kelapa Internasional untuk bersama-sama menemukan dan kesepakatan menjalankan solusi, sekaligus membuka peluang investasi bagi pelaku dan masyarakat dunia.

Salah Satu karyawan Bapak Tohir di Banten (Dokumentasi Pribadi)
Salah Satu karyawan Bapak Tohir di Banten (Dokumentasi Pribadi)
Setiap lini produksi perlu pelatihan, pendampingan, dan pengembangan. Satu terhambat, maka akan menghambat produktivitas lainnya. Perlu sinergi dari kupas, parut, santan, mixer, dan itu kapasitas harus sama. perlu dibuat SOP dari segi waktu, kualitas, dan kuantitas. Tentu komunitas/organisasi/lembaga setiap daerahnya yang solid.

Satu lagi yang optimis yang saya temukan di lapangan, Ardi M. Simpala, pendiri Sahabat Kelapa komunitas non-profit pemerhati dan pendukung pengembangan industry kelapa di Indonesia.

"Komoditas kelapa punya sejarah dalam perjalanan Bangsa Indonesia namun saat ini seperti terlupakan.  Untuk menyelamatkan jejak-jejak masa lalu diperlukan penyesuaian kondisi saat ini, tidak saja niat besar dan keberanian bertindak tapi juga kerja sama antara para pelakunya."

Kita harus bangkitkan kesadaran manfaat dan peran kelapa dalam kehidupan kita sehari-hari karena sangat dekat dengan kehidupan kita, begitu lanjutnya.

Selamatkan Kelapa Indonesia, keluarkan "rayuannya" kembali yang bukan sekadar ilusi maupun delusi namun menjadi Nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun