mata, mengintip dari lubang kunci pintu utama sebuah rumah. Mau bagaimanapun, hanya ruang tamu yang didapati.
Malah, tidak sepenuhnya. Alias, cu-ma se-ba-gi-an.Â
Kursi usang, meja kayu reyot, dan lukisan abstrak nan kusam di dinding yang menghadap pintu.
Sebatas itu, yang bisa ditangkap sebiji bola mata yang sedari tadi menyelidik.Â
Tak cukup. Benar-benar tak cukup, sebelum melihat seisi rumah. Seluruhnya.Â
Kemudian, ada yang keluar dari kepalanya.
Lalu menyusup masuk ke dalam rumah itu.
Meraba-raba, jengkal demi jengkal.Â
Akan tetapi, ada bagian yang dilupakannya.Â
Isi dapur.
Tidaklah cukup sekadar diterka-terka.
Jelas tak segampang satu ditambah satu sama dengan dua.Â
Konon lagi isi kamar.
Tidak serta-merta seperti perkara panjang dikali lebar dikali tinggiÂ
sama dengan sekian, dalam hitungan ilmu pasti.Â
Duh, tentu tidak semudah itu.
***
19 Januari 2021