Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Neo-Eksotisisme dalam Banyuwangi Festival

6 Juni 2023   14:57 Diperbarui: 11 Juni 2023   07:27 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran industri jasa perhotelan, resort, restoran, dan kafe merupakan bukti bahwa ada geliat industri pariwisata dengan budaya lokal dan keindahan alam sebagai menu utamanya.

Kehadiran investasi besar di Banyuwangi tentu harus didukung dengan beragam event yang pariwisata berbasis budaya lokal dan keindahan alam, sehingga wisatawan tertarik datang dan tinggal lebih lama. 

Tidak mengherankan bahwa kehadiran hotel-hotel berbintang di Banyuwangi berkorelasi langsung dengan peningkatan jumlah event wisata dalam B-Fest yang meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Tentu saja, kondisi itu akan memberi keuntungan komersil kepada para pengusaha hotel, resort, restoran, dan usaha-usaha lainnya. 

Maka, kita bisa membuat logika kritis bahwa peningkatan jumlah event B-Fest merupakan usaha rezim Anas untuk terus menghidupkan industri perhotelan, karena tanpa banyaknya wisatawan, tingkat hunian hotel akan turun sehingga bisa menimbulkan kerugian. Mengikuti mekanisme pasar pariwisata yang bersinergi dengan pemodal menjadi jaminan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

Gebrakan yang dilakukan Bupati Anas melalui B-Fest dengan liputan media yang cukup luas dan perubahan-perubahan positif dalam hal pembangunan dan pertumbuhan ekonomi terbukti mampu mempengaruhi mayoritas warga masyarakat. 

Pendekatan efektif ke aparat birokrat, pemerintahan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan komunitas terbukti mampu mengarahkan perspektif dan orientasi warga Banyuwangi dalam mengembangkan budaya lokal dalam mekanisme pasar pariwisata. 

Meskipun tidak didukung data detil tentang kontribusi penting B-Fest terhadap peningkatan kesejahteraan warga dan pelaku budaya, Pemkab seringkali melemparkan angka statistik secara umum untuk menunjukkan keberhasilan mereka. Sejak dimulainya B-Fest pada tahun 2012 hingga 2016, misalnya, terjadi peningkatan signifikan pendapatan per kapita per tahun. 

Tahun 2012 pendapatan per kapita sebesar 26, 84 juta per orang per tahun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan menjadi 30, 08 juta per orang per tahun pada 2013, 33, 63 juta pada 2014, 37,78 juta pada 2015, dan 41, 46 juta pada tahun 2016. 

Mobilisasi wacana pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan komunitas serta pelaku budaya sebagai dampak positif B-Fest adalah semakin menguatnya dukungan publik terhadap kepemimpinan Bupati Anas. 

Secara politik, semua prestasi yang dicapai selama memimpin Banyuwangi juga akan menjadi investasi politik yang menguntungkannya di masa kepemimpinannya dan di masa mendatang. Tahun 2016, misalnya, Anas dengan mudah terpilih kembali menjadi Bupati Banyuwangi untuk periode kedua kepemimpinannya. 

Selain itu, prestasi luar biasa dari B-Fest juga akan menjadi catatan positif untuk karir politik setelah tidak lagi menjabat sebagai Bupati Banyuwangi. Apa yang tak kalah pentingnya adalah bahwa segala kelemahan Anas dan rezimnya, seperti kasus tambang emas Tumpang Pitu yang ditolak warga, tidak akan dihiraukan publik secara luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun