Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Ekolinguistik, Mengungkap Masalah Lingkungan dalam Ragam Bahasa

9 Mei 2023   11:17 Diperbarui: 18 Mei 2023   21:11 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis
Kode budaya merupakan keseluruhan nilai, norma, etos, dan kepercayaan sosial yang tersebar serta membangun dan mencerminkan kehendak masyarakat. Contohnya adalah cerita-cerita terkait pertumbuhan ekonomi tanpa batas sebagai tujuan yang mungkin dan diinginkan masyarakat manusia, meskipun harus mengeksploitasi hutan.  

Ketiga, kriteria yang terkait pandangan dunia berasal dari ekosofi secara eksplisit ataupun implisit. Ekosofi menekankan pada bagaimana organisme (termasuk manusia) bergantung pada interaksi dengan organisme lain dan lingkungan fisik untuk bertahan hidup dan berkembang. Ekosofi juga menjadi kerangka kerja etis untuk memutuskan mengapa manusia harus bertahan hidup dan berkembang. 

Keempat, kajian bertujuan untuk mengekspos dan menarik perhatian pada wacana yang tampaknya merusak secara ekologis (yaitu bekerja melawan prinsip-prinsip ekologi), atau sebagai alternatif untuk mencari dan mempromosikan wacana yang berpotensi membantu melindungi dan melestarikan kondisi yang mendukung kehidupan (misal, diselaraskan dengan nilai-nilai ekologis). 

Kelima, kajian bertujuan untuk penerapan praktis melalui peningkatan kesadaran akan peran bahasa dalam penghancuran atau perlindungan ekologis, menginformasikan kebijakan, menginformasikan pengembangan pendidikan atau memberikan ide-ide yang dapat diambil dalam mendesain ulang teks yang ada atau memproduksi teks dan cerita-cerita baru di masa depan.

Dalam kerja penelitian menggunakan ekolinguistik, apa yang dilakukan setelah data terkumpul adalah analisis bagaimana kelompok fitur linguistik dalam teks untuk mengungkap dan menyajikan cerita-cerita terkait pandangan dunia tertentu, kemudian menilai pandangan dunia dengan ekosofi tertentu. 

Bisa jadi kita akan menemukan cerita yang sesuai atau sejalan dengan ekosofi tertentu. Di sisi lain, kita juga sangat mungkin menemukan cerita yang beroposisi secara aktif terhadap ekosofi. Cerita-cerita yang demikian dinilai sebagai wacana negatif, wacana destruktif secara ekologis atau, dengan menggunakan metafora sederhana, masuk kategori wacana yang mendapatkan catatan merah.

Berdasarkan pemahaman tersebut, analisis wacana kritis bisa menjadi salah satu alat untuk melakukan kerja-kerja analitis terkait permasalahan lingkungan dalam teks kebahasaan. Wacana adalah cara standar yang digunakan kelompok tertentu dalam masyarakat menggunakan bahasa, gambar, dan bentuk representasi lainnya. 

Anggota kelompok, baik itu ekonom, jurnalis majalah, ahli pertanian, pecinta lingkungan atau penulis alam, memiliki ciri khas cara berbicara, menulis atau merancang materi visual yang umum bagi kelompok tersebut, yang sebenarnya mendefinisikan kelompok tersebut. 

Ini termasuk pilihan kosa kata, pilihan tata bahasa, pola praanggapan dan fitur linguistik lainnya, yang, penting, bersatu untuk menuturkan cerita tertentu tentang dunia. 

Beberapa konsep dalam analisis wacana kritis memiliki padanan dengan istilah cerita (struktur kognitif atau model mental) dalam ekolinguistik, seperti "perspektif tentang dunia," "konstruksi atau versi tertentu dari realitas," "cara koheren untuk memahami dunia," "suatu praktik membentuk dan mengkonstruksi dunia," "model dunia," "sumber makna untuk memahami dunia." 

Dengan demikian, kita bisa menggunakan analisis wacana kritis untuk mengungkap pandangan dunia dalam wacana kebahasaan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun