Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Politik Identitas sebagai Gerakan Kultural Kelompok Marjinal

5 Januari 2023   10:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   13:05 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demonstrasi kelompok pribumi Ekuador tahun 2019. Sumber: Reuters

Fase kesadaran-diri tersebut membutuhkan keliatan dan kecerdasan untuk menjadikan "yang esensial" sebagai formasi dan praktik diskursif yang mampu menggerakkan kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain itu, kearifan lokal juga perlu terus dibaca-ulang agar bisa menemukan pemaknaan-pemaknaan baru yang bersifat transformatif dan tidak sekedar menguntungkan para elit. 

Dengan kata lain, dalam politik identitas etnis sangat dibutuhkan kesadaran komunal berbasis kritik dan evaluasi secara ajeg yang tidak hanya melibatkan elit-elit lokal, tetap segenap anggota komunitas, sehingga kehadirannya sebagai gerakan politiko-kultural bisa memberdayakan kehidupan komunitas.

Catatan Penutup

Beragam realitas terkait aspek positif dan negatif dari politik identitas menegaskan betapa sebagai kajian ia memiliki karakteristiknya sendiri sehingga semakin memperkaya kajian sosial, politik, humaniora, dan budaya dalam ranah akademik global. Dalam hal gerakan, politik identitas juga menjadi kekuatan di banyak komunitas ketika mereka berhadapan dengan kelompok dominan. 

Dalam banyak kasus masyarakat/komunitas adatatau pribumi yang terancam eksistensinya akibat eksploitasi lingkungan tempat hidup mereka oleh industri pertambangan dan perkebunan, mereka bisa memobilisasi kesamaat budaya dan agama untuk mempertahankan lingkungan dan kehidupan mereka. Di banyak negara Amerika Latin, politik identitas seperti itu banyak berlangsung. 

Artinya, politik identitas harus dipahami sebagai gerakan politik berbasis mobilisasi etnis, budaya, agama, dan yang lain untuk kepentingan komunitas marjinal yang akan dikalahkan oleh kekuatan-kekuatan dominan. Jadi, pemerintah dan elit nasional tidak lagi mengatakan bahwa politik identitas itu jelek. Apa yang mereka takutkan terjadi adalam "politisasi identitas" oleh kalangan elit. 

Kalau ada kecenderungan pembajakan politik identitas untuk kepentingan elit tertentu, di situlah Negara perlu hadir secara tegas, tidak perlu takut karena ancaman mayoritas tertentu. Dengan demikian, warga negara juga akan tahu siapa yang menjalankan politik identitas dan siapa yang membajak atau mempolitisasi identitas. 

Daftar Bacaan

Alcoff, Linda Martin & Satya P. Mohanty. 2006. "Reconsidering Identity Politics: An Introduction." Dalam Linda Martin Alcoff, Michael Harmes-Garcia, Satya P. Mohanty, & Paula M.L. Moya (eds). Identity Politics Reconsidered. Hampshire (UK): Palgrave Macmillan.

Alia, Valerie & Simmon Bull. 2005. Media and Ethnic Minorities. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Anagnostou, Yiorgos. 2009. "A critique of symbolic ethnicity: The ideology of choice?". Ethnicites, Vol 9(1): 94-140.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun