Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membumikan Pancasila dari Desa melalui Jalan Kebudayaan

13 November 2022   07:51 Diperbarui: 13 November 2022   07:51 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentas kesenian glundengan. Dokumentasi penulis

Untuk memudahkan menggali nilai-nilai Pancasila, maka kita, pertama-tama, perlu mengetahui karakteristik substansi nilai positif yang ada dalam sepuluh OPK, yakni tradisi lisan, manuskrip, adat-istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.   

Dalam tradisi lisan seperti cerita rakyat, dongeng, pantun, pitutur, dan ekspresi lainnya, kita bisa menemukan ajaran-ajaran luhur tentang budi pekerti, kemanusiaan, kejujuran, ketuhanan, cinta-kasih, harmoni antara manusia-kekuatan adikodrati-Tuhan, tabu dan larangan dalam kehidupan sosial, dan yang lain. 

Dengan substansi tersebut, kita bisa menempatkan tradisi lisan sebagai rujukan untuk mendapatkan nilai-nilai ideal yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Memang, di tengah-tengah kuatnya pengaruh dunia internet yang memudahkan akses terhadap bermacam cerita baru yang disukai anak-anak dan generasi muda, pemertahanan dan pengembangan tradisi lisan memang terhambat. 

Namun, itu tidak menutupi fakta bahwa banyak nilai-nilai Pancasila yang bisa ditemukan dari tradisi lisan. Tantangannya adalah bagaimana mentransformasi ragam cerita rakyat ke dalam ekspresi atau bentuk kreatif kontekstual yang bisa menarik para minat para penerus untuk menyerap dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Manuskrip berupa kitab-kitab kuno merupakan kekayaan literasi yang memiliki banyak fungsi dalam peradaban manusia. Dari kitab-kitab kuno yang masih terawat kita bisa mempelajari berbagai aspek kehidupan masyarakat di masa lampau seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pengetahuan, pengobatan tradisional, bencana alam, fisikologi manusia, dan sebagainya (Saraswati, 2017). 

Bisa jadi, dalam naskah-naskah kuno kita bisa menemukan identitas, kebanggaan dan warisan budaya yang berharga serta bisa jadi masih relevan dengan kehidupan masa kini, seperti ajaran-ajaran kebajikan di tengah ketidakmenentuan situasi sosial. 


Dari adat-istiadat dalam masyarakat ketika menyelesaikan persoalan sosial, menyukseskan hajatan, mengelola sebuah kawasan hutan, dan yang lain, kita bisa menggali nilai kebersamaan, mekanisme kultural untuk memperkuat ikatan sosial, dan kebajikan ketika meemukan permasalahan. 

Prosesi ritual Petik Laut. Dokumentasi penulis
Prosesi ritual Petik Laut. Dokumentasi penulis

Ritus menjadi bentuk kebudayaan yang bersifat kompleks karena melibatkan banyak aspek. Terkait bermacam doa, mantra, sesajen, dan tata cara, kita bisa menggali nilai ketuhanan, khususnya terkait bagaimana manusia memaknai relasi dan komunikasi simbolik dengan Tuhan, sesama makhluk hidup, kekuatan adikodrati dan semesta. 

Menariknya, sebuah ritual yang dijalankan oleh pemeluk agama atau penghayat keyakinan tertentu seringkali melibatkan banyak warga yang memeluk agama lain.  Mereka berbondong-bondong secara sukarela ikut berusaha memperjuangkan kesuksesan sebuah ritual. Dari sini nilai kebersamaan dan gotong royong cukup menonjol. 

Begitupula melalui kesenian, kita bisa melihat bagaimana perjuangan dan semangat survive para pejuang seni  yang selalu menghadirkan pesan-pesan positif kepada warga masyarakat di tengah-tengah kompetisi dengan bermacam kesenian dari negara maju dan budaya digital. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun