Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Sejumput Kisah Bu(di)daya Tanaman di Pekarangan Sempit

3 April 2022   05:05 Diperbarui: 3 April 2022   10:00 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, sampah organik dari dapur bisa dibuang atau dipendam di tanah karena sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah yang berdampak positif bagi pertumbuhan tanaman.

Talas yang tumbuh subur | Dokumentasi pribadi
Talas yang tumbuh subur | Dokumentasi pribadi
Di pekarangan yang cukup terkena sinar matahari, pilihan tanaman yang cocok adalah tanaman yang akan bermanfaat untuk kebutuhan pangan keluarga. Atau, setidaknya bisa membantu keperluan dapur. 

Tanaman pangan seperti aneka talas, suweg (sejenis porang, tetapi langsung bisa dimasak), singkong, okra, jahe, kunci, pandan wangi, kelor, cabe, dan kunir menjadi pilihan karena mudah tumbuh. 

Perawatan mereka juga relatif tidak susah, cukup disiram air sesuai kebutuhan dan diberikan pupuk kompos dari sampah organik dapur. 

Suweg dan talas (mbothe) | Dokumnetasi pribadi
Suweg dan talas (mbothe) | Dokumnetasi pribadi
Apa yang cukup membahagiakan adalah ketika melihat tunas, daun, dahan, dan batang tumbuh dalam lanskap pekarangan. 

Bibit suweg yang berupa umbi kecil tumbuh menjadi batang yang cepat meninggi karena kondisi tanah yang sering disiram. Talas pun tumbuh dengan baik. Begitupula dengan jahe, kunir, dan kunci. 

Semua itu mengindikasikan bahwa usaha untuk menyuburkan tanah dengan kompos dan bermacam sampah organik dari dapur membuahkan hasil. Tidak perlu pupuk kimia atau pupuk organik buatan pabrik. Dengan biaya sangat murah, tanah pekarangan bisa menumbuhkan aneka tanaman.

Tanaman kunci | Dokumentasi pribadi
Tanaman kunci | Dokumentasi pribadi
Selain tanaman tersebut, saya juga mencoba untuk menanam labu (waluh dalam bahasa Jawa) yang mudah tumbuh, meskipun tidak mudah berbuah. 

Menanam labu membutuhkan kesabaran karena mudah sekali berbunga, tetapi sebagian besar bunga jantan yang tidak bisa menjadi bakal buah.

Pada awal tahun ini, bunga betina berkenan hadir. Bunga betina itu menjadi bakal buah yang dengan cepat membesar menjadi buah. Menyaksikan buah labu membesar dengan cepat dalam hitungan minggu, kebahagiaan dalam batin semakin melimpah. 

Buah waluh di pekarangan | Dokumnetasi pribadi
Buah waluh di pekarangan | Dokumnetasi pribadi
Sebagai upaya untuk memperbanyak kadar oksigen di pekarangan serta menyediakan tanaman untuk kesehatan, tiga batang tanaman telang saya bawa dari pinggir hutan jati di Lamongan, ketika berlibur ke rumah orang tua. Tiga batang telang tersebut dengan cepat tumbuh merambat dan menutup pagar rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun