Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Stunting Masalah Global, Ini Rekomendasi WHO

26 Januari 2022   08:55 Diperbarui: 28 Januari 2022   19:45 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stunting (Sumber: shutterstock vialifestyle.kompas.com)

Menurut WHO, stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. 

Anak-anak yang mengalami stunting biasanya tinggi badannya tidak memenuhi standar pertumbuhan linear atau gagal mencapai tinggi badan ideal sesuai dengan usianya.

Stunting yang dialami anak-anak pada awal kehidupan, khususnya usia 1000 hari sampai suai dua tahun, berdampak buruk kepada kognisi dan performa pendidikan, upah pekerjaan ketika dewasa yang rendah, kehilangan produktivitas dan, bila disertai dengan penambahan berat badan yang berlebihan di masa kanak-kanak, peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi di masa dewasa.

Itulah mengapa WHO menempatkan stunting sebagai "hambatan paling besar dalam perkembangan umat manusia". 

Artinya, kalau persoalan stunting ini tidak bisa ditangani secara serius, kehidupan manusia bisa mengalami bermacam permasalahan yang berdampak serius kepada eksistensi dan peradaban manusia di muka bumi. 

Diperkirakan pada tahun 2025, jumlah anak-anak di seluruh dunia yang menderita stunting mencapai 127 juta. Tentu saja, beragam faktor selain nutrisi ikut berpengaruh terhadap tingginya angka stunting, seperti ketidakmenentuan kebijakan pangan dan nutrisi di sebuah negara, kemiskinan yang masih tinggi, rendahnya tingkat pemahaman terhadap gizi dan kesehatan secara umum, dan masih banyak lagi. 

Untuk memahami apa-apa yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi jumlah stunting, saya rangkum secara ringkas rekomendasi kerangka aksi dan kebijakan yang dikeluarkan WHO melalui Global Nutrition Targets 2025 Stunting Policy Brief. 

Tentu saja, kebijakan WHO ini bisa menjadi acuan semua pemerintah di dunia, termasuk Indonesia, untuk membuat kebijakan nasional yang bersifat kontekstual, sesuai dengan kondisi masing-masing negara.

KERANGKA AKSI PENCEGAHAN

Menurut WHO, terdapat beberapa "kerangka aksi" yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting dengan memfokuskan terlebih dahulu pada usia 1000 hari dari kehamilan seorang wanita hingga ulang tahun kedua anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun