Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Keindahan dan Kesetiaan Air Terjun Antrokan Jember

18 November 2021   21:56 Diperbarui: 21 November 2021   11:42 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air terjun Antrokan. Foto:Dokumentasi Pribadi

Pegunungan Hyang Argopuro yang membentang dari sisi barat, tengah, hingga utara Jember, selain memberikan tanah yang sangat subur, juga menjadikan beberapa wilayah kecamatan di kabupaten ini memiliki air terjun yang cukup indah. Salah satunya adalah Antrokan di Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul. 

Kalau bepergian dari arah Surabaya melewati jalur Lumajang, sebelum memasuki kota Jember, dari arah barat, kita akan berjumpa dengan kota kecil bernama Tanggul. Menuju arah utara, Desa Manggisan berjarak sekira 7 - 8 km dari kota Tanggul. Untuk sampai ke lokasi air terjun, sebenarnya kita bisa menggunakan mobil. Namun, kondisi jalan yang sebagian makadam, menjadikan opsi naik kendaraan roda dua lebih masuk akal. Kalaupun harus memakai mobil, lebih baik jenis jeep. 

Untuk sampai ke Antrokan, kita harus memarkir sepeda motor di dusun terakhir. Warga dusun menjadikan pekarangan mereka sebagai tempat parkir pengunjung.

Lalu, kita harus berjalan kaki sekira sepuluh menit, melewati jalan setapak di sisi kanan sungai. Kita juga akan menikmati hamparan perkebunan kopi di lereng perbukitan, rumpun bambu, dan pohon sengon laut.

Karena tidak ada fasilitas penyebarangan, kita harus menyeberang sungai dengan hati-hati karena banyak bebatuan. Kita perlu menyeberang untuk bisa melewati jalan setapak di sisi kiri sungai. Jalan itulah yang akan mengantarkan kita ke Antrokan yang dari kejauan tampak "awe-awe" (memanggil) para pengunjung. 

Mendekati air terjun, pengunjung bisa memanfaatkan beberapa spot untuk berfoto, baik foto selfie atau bersama. Antrokan yang perkasa dengan air yang cukup deras, menjadi background yang cukup indah. Meskipun demikian, prinsip kehati-hatian harus dikedepankan. 

Salah satu spot untuk berfoto. Foto: Dokumentasi Pribadi
Salah satu spot untuk berfoto. Foto: Dokumentasi Pribadi
Selain itu, kita juga bisa menghayati keindahan Antrokan dengan duduk di atas beberapa batu besar atau pinggir sungai. Kita bisa membiarkan pikiran, batin, dan imajinasi mencumbu jutaan butir lembut air yang berterbangan dihempas angin dari atas perbukitan. Kalau beruntung, kita juga akan bisa menikmati pelangi di depan air terjun. 

Menurut saya, duduk di atas batu atau di pinggir sungai sambil menatap Antrokan merupakan salah satu cara untuk merasakan pengalaman spiritual yang bisa menghadirkan kedamaian, ketenangan, dan keseimbangan dalam memahami relasi manusia-alam. Pegunungan Hyang Argopuro dengan begitu setia melimpahkan air yang memberikan banyak manfaat untuk warga Tanggul dan sekitarnya serta menghadirkan keindahan surgawi melalui Antrokan. 

Kesetiaan alam adalah kesetiaan tanpa batas, kecuali manusia sendiri yang akan menjadikannya terbatas ketika mereka merusak lingkungan di atas Antrokan yang menjadikan sumber airnya berhenti mengalir. Selama manusia tidak melakukan tindakan destruktif, maka Hyang Argopuro dan Antrokan akan selalu memelihara kesetiaan dan membahagiakan manusia.

Selain menikmati dari atas bebatuan, kita juga bisa mendekati Antrogan, sampai di depannya. Kita harus melewati beberapa batu besar dan berjalan di bebatuan sungai yang agak licin. Sekali lagi, kehatian-hatian menjadi kata kunci. Meskipun demikian, semua lelah akan berganti bahagia ketika kita bisa menyampai titik terdekat dengan air terjun. 

Di bagian bawah air terjun, kita akan menemukan sungai yang mirip kolam yang lumayan luas. Namun, sebaiknya kita tidak perlu mandi di bawah air terjun karena airnya yang cukup deras dan menurut informasi warga terdapat pusaran bawah air. Kalaupun ingin mandi lebih baik di bagian pinggir. 

Pengalaman unik yang bisa dirasakan di spot tersebut adalah melimpahnya butir-butir lembut air yang mencumbu wajah dan tubuh kita. Perasaan dimanjakan oleh air dan alam merambati tubuh kita, menciptakan kebahagiaan mendalam. Lagi-lagi, kita bisa merasakan kedahsyatan alam yang tak pernah meminta imbalan apapun. 

Buat para pengunjung yang ingin berfoto di depan air terjun, sebaiknya selalu waspada. Takutnya ada batang pohon atau rumpun bambu yang terbawa air dari atas. 

Antrokan tampak dari kejauhan. Foto: Dokumentasi Pribadi
Antrokan tampak dari kejauhan. Foto: Dokumentasi Pribadi
Antrokan dengan segenap keindahannya yang mempesona memang bisa dibilang masih alamiah. Selain jalan setapak, bisa dikatakan tidak ada sentuhan manusia yang mengubah lanskap kawasan ini. Memang, beberapa tahun lalu sepertinya ada gubuk untuk beristirahat yang dibangun di tempat menyebrang. Namun, ketika saya ke sana pada Agustus 2021, gubuk tersebut sudah tidak ada. 

Selain itu, fasilitas publik seperti toilet, kamar mandi, ruang ganti, dan warung makan juga tidak tersedia. Saya tidak tahu persis alasan mengapa pihak-pihak terkait seperti pemerintah desa, Perhutani, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember tidak bersinergi untuk mengelola Antrokan secara lebih baik. 

Seandainya fasilitas dasar tersebut tersedia, tentu pengunjung akan mendapatkan kenyamanan. Mereka tentu tidak ragu lagi untuk bermain air sepuasnya karena terdapat kamar mandi dan ruang untuk ganti pakaian. Keberadaan warung tentu saja bisa menjadikan para pengunjung tidak perlu khawatir ketika mereka lapar. 

Sebenarnya, pengelolaan Antrokan tidak membutuhkan fasilitas mewah. Ketersediaan fasilitas dasar destinasi wisata sudah cukup untuk menjadikan pengunjung betah di sini. Kalaupun ada pengembangan, pihak-pihak terkait bisa melibatkan warga dusun, khususnya kaum muda, untuk ikut mengelola Antrokan. 

Mereka bisa dilibatkan sebagai juru parkir dan tiket, penjaga kawasan, dan pendamping bagi pengunjung yang membutuhkan bantuan. Warga juga bisa mengelola warung makan yang menyediakan menu khas serta makanan dan minuman pabrikan. Dengan cara itulah, warga bisa mendapatkan nilai tambah dari destinasi wisata Antrokan. 

Selain itu, para pengelola bisa menawarkan tambahan paket wisata seperti petik buah kopi ketika sedang panen. Pengunjung juga bisa diajak menikmati proses bertani seperti menanam dan memanen padi serta sayuran. Aktivitas tersebut tentu akan memberikan pengalaman baru buat mereka yang belum pernah melakukannya. 

Terlepas dari keterbatasan fasilitas, Antrokan tetap memberikan kesetiaan untuk membahagiakan manusia, baik para petani maupun para pengunjung. Usaha-usaha pengembangan dan pengelolaan kawasan air terjun ini sudah sepatutnya memperhatikan potensi dan partisipasi warga sehingga mereka juga akan memiliki tanggung jawab untuk keberlanjutannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun