Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Air Terjun Tujuh Bidadari, Keindahan Surgawi, dan Alternatif Pengembangannya

10 November 2021   17:35 Diperbarui: 12 November 2021   13:41 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan yang mangkrak. Foto: Dokumentasi pribadi

Para wisatawan juga bisa mandi dan menikmati segarnya air. Dinginnya air dan simfoni hutan tropis menghadirkan energi alam yang bisa kita rasakan dan transformasi sebagai keseimbangan dalam relung-relung terdalam batin kita. 

Tersembunyi. Foto: Dokumentasi Pribadi
Tersembunyi. Foto: Dokumentasi Pribadi
Sebenarnya, kalau mau mengelola Tujuh Bidadari sebagai destinasi alam yang memadukan taman bermain, hutan pinus, dan air terjun, Perhutani harus memikirkan akses jalan ke kawasan bermain di hutan pinus. 

Akses jalan masih makadam dengan tingkat kesulitan lumayan bagi pengendara sepeda motor. Masalah itu menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat ketertarikan wisatawan untuk berkunjung.

Semestinya, Perhutani bisa bekerj asama dengan akademisi/peneliti, praktisi, pemerintah desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan warga sekitar untuk mengelola kawasan air terjun dengan model yang sesuai. Tentu saja untuk mendapatkan formula yang sesuai dibutuhkan kajian mendalam lintas-sektoral.

Dari hasil pemetaan potensi yang saya lakukan bersama tim Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, model eko-kultural bisa dikembangkan di kawasan ini. Model ini merupakan wisata minat khusus yang memaksimalkan potensi keindahan alam dan kekayaan budaya termasuk aktivitas ekologis. 

Target dari wisata model ini adalah para penggemar wisata petualangan, peneliti dan akademisi, perbankan, dan yang lain. Pengelolaannya bisa melibatkan warga kawasan dan para seniman.


Air terjun kedua. Foto: Dokumentasi Pribadi
Air terjun kedua. Foto: Dokumentasi Pribadi
Mereka bisa diajak untuk membuat camping di kawasan pinus dan mengingap semalam atau dua malam. Malam hari, mereka bisa menikmati kegiatan rekreatif seperti pentas kesenian oleh seniman Sumberjambe sembari menghangatkan badan di dekat api unggun, nyruput kopi khas Raung, dan menikmati kuliner khas. 

Mereka juga bisa ikut berkesenian dengan membaca puisi, membaca cerpen, ataupun menyanyi. Pengalaman terlibat dalam ekspresi kesenian di alam bebas tentu akan menjadi kebahagiaan tersendiri buat mereka.

Selain itu, salah satu kekhasan kawasan ini adalah pada menjelang akhir tahun biasanya panen durian. Kekhasan ini bisa dikreasi menjadi atraksi unggulan yang bisa memberikan pengalaman tersendiri. Warga Jember mengenal durian Sumberjambe memiliki rasa yang sangat khas, super manis dilengkapi rasa sedikit pahit.

Para pengunjung yang bermalam bisa diajak menunggu durian runtuh di perkebunan warga. Sembari menunggu, mereka bisa diajak menikmati ekpresi kultural dari para seniman Sumberjambe. Perpaduan menunggu durian runtuh dan menikmati karya seni tentu bisa memikat hati para pengunjung.

Pada pagi harinya, mereka diajak untuk berkeliling hutan pinus dengan tujuan terakhir di air terjun Tujuh Bidadari. Di sini mereka bisa membahagiakan diri sepuasnya. Para pemandu juga bisa mengajak mereka memperhatikan hal-hal kecil yang ada di sekitar kawasan air terjun, semisal tumbuhan belukar, capung warna-warni, burung, pohon besar, dan yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun