Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa Dengan ILC 12 -2-2019? (Benarkah Tajam Sebelah ?)

14 Februari 2019   16:40 Diperbarui: 14 Februari 2019   17:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ILC 12 -02 - 2019 tayang terlambat 1 jam lebih. Kabarnya menunggu kehadiran beberapa narasumber, entah siapa. Tapi  narasumber dari DPR RI hanya dihadiri Nusron Wahid (partai golkar) dan Adian Napitupulu (PDI Perjuangan). 

Narasumber pertama yang berbicara adalah Profesor Andi Hamzah yang sangat bijaksana dan cerdas memberi gambaran sangat mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun.

Dari judulnya dan moment ditayangkannya--musim panas pilpres, bukan hari jadi tvOne--cenderung memojokkan pemerintahan Joko Widodo . 

Saakan-akan semua kesemrawutan masalah hukum yang dirasakan oleh masyarakat dibebankan dan disalahkan kepada Joko Widodo.

Prof. Andi Hamzah dengan sangat cerdas memaparkan kondisi hukum di indonesia sejak dari masa ke masa. Bahwa kondisi hukum di Indonesia itu sejak awal kemedekaan,  dari masa orde lama  masa orde baru, masa reformasi dengan beberapa presiden,  buruk sekali.  Buruknya itu bukan hanya pada masa sekarang. 

Ketika tiba pada giliran Adian Napitupulu, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan ini terlihat jelas sekali malas dan  kesal sehingga tidak banyak yang disampaikannya;  sungguh berbeda dengan penampilan biasanya.

Tibalah giliran Nusron Wahid dengan pembawaan mata melotot yang hampir teran-terangan menunjukkan ketidaksenangannya dengan tema dan judul. Nusron Wahid membantah bahwa penangkapan terhadap beberapa tokoh paslon 02 sebagai kriminalisasi dan upaya pembungkaman oleh pihak paslon 01 terhadap kubu paslon 02.  Nusron sempat menunjukkan beberapa nama dari pihak pendukung paslon 01 yang juga menghadapi masalah hukum yang serupa.

Host Karni Ilyas sempat mengingatkan bahwa - "benarkah tajam sebelah? itu dibubuhi tanda tanya". 

Sinetron maupun film-film India mendapar rating cukup tinggi dan cukup jelas siapa pemirsanya,  yaitu sebagian besar ibu ibu rumah tangga yang tinggal di rumah,  orang tua yang mengasuh cucu dan para pembantu rumah tangga yang cukup punya waktu.

Kabarnya, ILC menduduki rating cukup tinggi,  walaupun tidak jelas siapa saja pemirsanya.  Mungkin para praktisi hukum, polisi, jaksa, hakim, pengacara, mahasiswa hukum,  anggota anggota DPR, simpatisan partai dan orang awam.

Entah apa latar belakang sepinya narasumber, sehingga tanda tanya itu boleh juga disematkan kepada ILC sendiri,  apakah akan bertahan?

(bahkan kubu lawan saja tidak tega menyerang Jokowi sembarangan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun