Mohon tunggu...
Deffy susanti
Deffy susanti Mohon Tunggu... Majalengka University

Menulis artikel yang populer

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Timbangan Cerdas untuk sukseskan mandat Perpres No. 83 Tahun 2024

10 Oktober 2025   16:12 Diperbarui: 10 Oktober 2025   16:12 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Di tengah gencarnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah , sebuah terobosan teknologi dari seorang dosen informatika di perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Barat, Universitas Majalengka siap menjadi senjata strategis dalam perang melawan masalah gizi nasional. Inovasi ini sejalan dengan semangat inovasi teknologi untuk masyarakat yang juga dikembangkan di lingkungan akademis Universitas Majalengka melalui penciptaan aplikasi terintegrasi dengan perangkat bluetoooth yang tersedia di timbangan berat badan.

Dosen yang juga seorang peneliti di bidang sistem informasi tersebut telah mengembangkan sebuah Arsitektur Data Real-Time Terintegrasi berbasis timbangan berat badan cerdas (IoT). Sistem ini dirancang khusus untuk menjawab dan memenuhi mandat krusial dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional (BGN). Dengan teknologi ini, cara pemerintah memantau tumbuh kembang anak dari jenjang PAUD hingga pendidikan menengah akan mengalami revolusi.

Selama ini, program pemantauan gizi di sekolah dan Posyandu sering terkendala oleh proses manual. Pencatatan berat dan tinggi badan secara manual tidak hanya rentan terhadap human error, tetapi juga menyebabkan keterlambatan dalam deteksi dini masalah gizi.

"Kunci dari penanganan masalah gizi adalah kecepatan dan ketepatan data," ujar inisiator proyek. "Sistem kami memangkas seluruh proses manual. Begitu seorang anak ditimbang dengan alat IoT kami, datanya secara otomatis terkirim via Bluetooth ke aplikasi di smartphone atau komputer sekolah, lalu langsung masuk ke database pusat. Tidak ada lagi operator input, tidak ada lagi jeda waktu," jelasnya.

Inovasi ini menyediakan solusi konkret di tingkat operasional dengan tiga pilar utama:

  • Pengambilan Data Otomatis & Real-Time: Timbangan digital cerdas berteknologi IoT dan Bluetooth mengirimkan data secara instan ke aplikasi mobile di sekolah, yang berfungsi sebagai gerbang untuk meneruskan data ke platform pusat.

  • Data Mining Berbasis Standar Nasional: Data yang masuk segera divalidasi dan diolah dengan skrip Data Mining untuk secara otomatis menghitung Indeks Antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB) dan menetapkan status gizi (Normal, Kurang Gizi, Obesitas) berdasarkan standar Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 dan Permenkes Nomor 28 Tahun 2019.

  • Deteksi Dini dan Notifikasi Risiko: Sistem secara proaktif memberikan notifikasi otomatis jika terdeteksi ada anak yang kurva pertumbuhannya melambat atau menunjukkan gejala malnutrisi, memungkinkan intervensi gizi yang cepat dan tepat sasaran.

Data yang terkumpul disajikan melalui RESTful API yang aman ke sebuah dashboard strategis yang dapat diakses oleh Badan Gizi Nasional (BGN), Dinas Pendidikan, dan Dinas Kesehatan. Bagi BGN, data ini menjadi alat utama untuk mengawal program prioritas Presiden dan memastikan pemenuhan gizi nasional berjalan efektif.

Manfaat utama bagi pengambilan kebijakan antara lain:

  • Pemetaan Presisi: Menyajikan peta sebaran stunting dan masalah gizi lainnya secara real-time yang dapat ditelusuri hingga tingkat satuan pendidikan, memungkinkan penentuan prioritas wilayah intervensi.

  • Evaluasi Program Objektif: Menyediakan grafik tren pertumbuhan per individu atau kelompok untuk mengevaluasi efektivitas program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) secara objektif.

  • Tata Kelola Terkoordinasi: Menghasilkan laporan risiko detail berisi daftar siswa atau sekolah yang memerlukan verifikasi lapangan, mendukung tata kelola program gizi yang berbasis data dan terkoordinasi.

Inisiatif ini sejalan dengan fokus BGN yang kini tengah menggencarkan program sosialisasi dan edukasi gizi ke sekolah-sekolah dan pemerintah daerah. Seperti yang disampaikan Juru Bicara BGN, Prof. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS, selaku Dewan Pakar Bidang Gizi BGN, menegaskan bahwa MBG bukan sekadar intervensi gizi, tetapi bagian dari gerakan transformasi sosial, pendidikan dan pemantauan gizi memegang peranan penting untuk menciptakan generasi yang sehat dan produktif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun