Mohon tunggu...
Dede Suryana
Dede Suryana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lelaki, Muslim, Memiliki Istri (Thya Larasaty) dan 1 Anak Perempuan (Tsabyta Shyfwa)

Selanjutnya

Tutup

Money

Tepis “Wajah” Miris, Sektor Agraris! “Transformasi Petani Menjadi Pengusaha, Bukan Sekedar Wacana”

12 September 2014   20:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:52 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

“Nggak Harus Pergi Ke Kota, Untuk Bisa Sejahtera.

Bagi negara agraris seperti Indonesia, peran sektor pertanian sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan papanbagisegenappenduduk,sertapenghasilkomoditasekspornonmigasuntukmenarik devisa.

Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia bergantung pada sektor pertanian. Namun ironis sekali, penghargaan masyarakat umum terhadap pertanian relatif rendah dibandingkan sektor lain, seperti industri, pertambangan, danperdagangan.

Belakang masyarakat desa pun banyak yang bermigrasi ke kota, bekerja di luar sektor pertanian. Penyebabnya sederhana, sektor pertanian yang selama ini menjadi mata pencaharian mereka, tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka sektor pertanian dalam negri akan semakin lesu, dan memicu naiknya impor bahan-bahan pertanian. Negri agraris laris ngimpor prooduk-produk agraris. Miris.

Namun demikian, kenyataan di atas tidak lantas menjadikan kita berpangku tangan. Pasti ada yang bisa dikerjakan untuk mengembalikan jati diri bangsa ini. Sebagai negara agraris, negara yang kaya akan sumber daya alam, yang melimpah sumber daya manusia.

Untuk itu, lewat SAPA GROUP kami coba merangkak, menciptakan sistem yang mampu  merubah wajah pertanian Indonesia menjadi lebih segar dan modern, sitem yang kami sebut SAPA IPT atau SAPA Industri Pertanian Terppadu. Sistem ini merupakan sistempemberdayaan masyarakat secaraholistik,yangmengitegrasikan komponensuportsystemmelaluibeberapa komponenkegiatanpengawasanyang dilakukanmeliputi ; Pelatihan dan Pendampingan, Integrated Farmiing, Pacapanen (P3M), Marketing, Lembaga Keuangan Mikro, dan Mobile Informasi Sistem.

Melalui LKM yang kami miliki, petani bisa mengakses permodalan sektor pertanian tanpa harus memberikan agunan. Melalui Pendampingan, petani bisa secara lansung mengakses informasi dari pendamping profesional yang kami sediakan. Melalui P3M (Pabrik Pengolahan Padi Modern), kami menjamin produk pertanian yang ditanam oleh petani langsung dibeli oleh parik tanpa prantara siapapun.

Melalui Mobile Informasi Sistem yang kami miliki, petani bisa mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan harga sarana produksi pertanian, harga produk pertanian, baik itu harga di tingkat konsumen, harga di tingkat produsen, sampai harga di pasar Induk, hanya dengan menggunakan Handphone. Melalui handphone tersebut juga, petani bisa mengetahui jadwal tanam, jadwal pemupukan, jadwal pegnendalian hama, sampai jadwal panen produk pertaniannya.

Dengan sistem seperti ini kami yakin, wajah pertanian indonesia akan berubah, dari tadinya Kumuh Kotor dan Lusuh, menjadi Segar dan Berenergi. Petani bisa mengendalikan usahatani secara profesional hanya dengan handphone yang mereka miliki. Sehigga  orang tidak harus pergi ke kota, hanya sekedar untuk sejahtera, cukup dengan usahataninya. Kalau sudah demikian, “Transformasi Petani Menjadi Pengusaha, Bukan Sekedar Wacana, Tepis “Wajah” Miris Sektor Agraris”.

Oleh : Dede Suryana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun