Ketika berbicara tentang ganja, opini masyarakat sering kali terbagi. Di Indonesia, ganja dianggap ilegal, berbahaya, dan merusak moral bangsa. Namun, di sisi lain, banyak yang berpendapat bahwa ganja memiliki manfaat medis dan industri yang besar. Jadi, mana yang sebenarnya benar?
Sejarah Penggolongan Ganja sebagai Narkotika
Di Indonesia, ganja digolongkan sebagai narkotika berbahaya, bersama zat-zat lain yang terkenal menyebabkan kecanduan. Aturan ini diadopsi dari regulasi internasional, yang pertama kali diterapkan di Amerika Serikat untuk membatasi penggunaan ganja hanya untuk keperluan medis dan industri. Kemudian, aturan ini disahkan oleh PBB dan diadopsi oleh pemerintah Indonesia pada era Suharto.
Menurut regulasi ini, kepemilikan ganja, bahkan dalam jumlah kecil, bisa berakibat fatal. Penggunaannya hanya diperbolehkan dalam konteks yang sangat terbatas dan diawasi secara ketat.
Manfaat Medis Ganja: Fakta Sejarah
Meskipun ganja sering dianggap buruk, sejarah menunjukkan bahwa manusia telah memanfaatkan ganja selama lebih dari 5000 tahun. Di masa kuno, ganja dikenal memiliki banyak nama dan fungsi, terutama sebagai obat. Beberapa kegunaan medis ganja yang tercatat dalam sejarah meliputi:
Obat cacingan
Pereda sakit kepala
Penambah produksi ASI
Penyembuh tumor
Bangsa Arab bahkan memiliki catatan medis terbesar tentang ganja sebelum abad ke-20. Namun, bagaimana ganja akhirnya disalahgunakan untuk tujuan rekreasi?
Kandungan Kimia dalam Ganja
Ganja mengandung sekitar 500 zat kimia, termasuk:
CBD (Cannabidiol) -- Memiliki banyak manfaat medis, seperti meredakan nyeri dan mengurangi peradangan.
THC (Tetrahydrocannabinol) -- Zat yang menyebabkan efek "nge-high" atau euforia.
Untuk berfungsi, zat-zat ini harus bekerja bersama-sama. Namun, THC memiliki potensi menyebabkan kecanduan, dengan kemungkinan sekitar 9% bagi pengguna yang sering mengonsumsi ganja. Penggunaan ganja secara berlebihan dapat merusak sistem saraf dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Jenis-Jenis Ganja
Tidak semua ganja memiliki efek yang sama. Beberapa jenis ganja memiliki CBD tinggi dan THC rendah, sehingga lebih cocok untuk diolah menjadi obat. Ada juga jenis ganja yang lebih dicari karena seratnya, yang digunakan dalam berbagai produk industri.
Regulasi Ganja di Berbagai Negara
Beberapa negara mengizinkan penggunaan ganja untuk keperluan medis, penelitian, dan industri. Indonesia mungkin perlu mempertimbangkan hasil riset internasional untuk mengkaji potensi ganja secara lebih mendalam. Kasus seperti suami yang menanam ganja demi pengobatan istrinya menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk mengevaluasi regulasi ganja di Indonesia.
Namun, untuk saat ini, menanam ganja di pekarangan rumah tetap ilegal. Jadi, lebih baik tanam singkong saja---daunnya mirip, tetapi aman!
Kesimpulan
Ganja memiliki sejarah panjang sebagai tanaman obat dan bahan industri, tetapi juga memiliki potensi untuk disalahgunakan. Regulasi yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa ganja digunakan dengan bijak, terutama dalam konteks medis dan penelitian.
Apakah ganja buruk bagi kita? Jawabannya tergantung pada cara penggunaannya dan regulasi yang mengawasi penggunaannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI