Terdapat beberapa upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Ini melibatkan pembangunan infrastruktur yang komprehensif dan responsif terhadap kebutuhan korban sepanjang proses penyembuhan dan pemulihan. Sistem dukungan harus mudah diakses oleh korban kekerasan seksual, baik secara fisik maupun secara psikologis.Â
Ini mencakup lokasi yang strategis, layanan darurat yang tersedia 24/7, dan aksesibilitas finansial yang memadai untuk semua lapisan masyarakat. Tenaga profesional yang bekerja dalam sistem dukungan harus dilengkapi dengan keterampilan konseling yang memadai dan memiliki kemampuan untuk bersikap empatik terhadap korban. Ini menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung untuk korban untuk berbagi pengalaman mereka tanpa takut dihakimi atau tidak dipercaya.Â
Kolaborasi antara berbagai lembaga dan penyedia layanan seperti rumah sakit, kepolisian, pusat krisis, dan lembaga bantuan hukum penting untuk memastikan bahwa korban mendapatkan dukungan yang komprehensif dan terkoordinasi. Sistem dukungan juga harus menyediakan edukasi tentang kekerasan seksual, hak-hak korban, dan sumber daya yang tersedia bagi mereka.Â
Ini membantu korban untuk membuat keputusan yang lebih berdaya dan memperkuat pemahaman masyarakat tentang isu-isu yang terkait dengan kekerasan seksual. Korban kekerasan seksual harus dilindungi secara hukum melalui proses yang adil dan tanpa diskriminasi.Â
Sistem dukungan harus menyediakan bantuan hukum yang diperlukan dan memberikan dukungan moral selama proses hukum. Dukungan yang efektif tidak hanya berfokus pada aspek medis atau psikologis, tetapi juga memperhatikan kebutuhan holistik korban, seperti kebutuhan perumahan, keuangan, pendidikan, dan pekerjaan. Ini membantu korban untuk pulih secara menyeluruh dan membangun kembali kehidupan mereka.Â
Dengan mengembangkan sistem dukungan yang efektif, masyarakat dapat memberikan dukungan yang lebih besar bagi korban kekerasan seksual dan membantu mereka untuk pulih dan mendapatkan keadilan.Â
